Mengapa? Karena Indonesia dinilai sebagai  negara yang berisiko, complicated dan membutuhkan proses yang panjang urusan investasi.Â
Artinya, negara-negara, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, dan juga Taiwan, bisa dibilang lebih 'welcome' untuk investor.
Bagi penulis, investor ibarat pelanggan, dan pelanggan atau pembeli itu diibaratkan juga sebagai raja, sehingga apa pun akan kita lakukan agar sang raja merasa dilayani dengan baik dan sepenuh hati.
Oleh karena itu, kekecewaan pelanggan tentu bukanlah sesuatu yang baik bagi kita.Â
Kekecewaan itu bisa membuat mereka tak tagi mau membeli apa yang kita jual.Â
Mereka bisa memilih pedagang lain yang lebih ramah dan lebih 'welcome'.
Kalau itu yang terjadi, akan lebih sulit lagi bagi kita  untuk menariknya kembali.Â
Bahkan, dampaknya akan ikut mempengaruhi citra kita di mata pelanggan lain, bahkan termasuk yang belum menjadi pelanggan.
Dirayakannya Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) Â tanggal 4 September setiap tahunnya, merupakan cara bagi perusahaan atau kita sendiri untuk selalu mengingat pentingnya memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Mengapa? Karena kepuasan pelanggan, hakikatnya sangat seiring sejalan dengan keberlanjutan bisnis dan usaha yang kita geluti.
Jika pelanggan sudah tidak puas dengan layanan yang kita berikan, bahkan sampai membuatnya merasa kecewa, bisa jadi semua itu merupakan tanda-tanda akan matinya bisnis dan usaha kita.