Apa makna Tahun Baru Hijriah bagi Umat Islam di Indonesia? Sudah barang tentu, maknanya tidak sekadar perubahan tahun baru dalam artian pergantian fisik kalender yang ada di setiap rumah,  kalender tahun 1440 H diubah menjadi  kalender tahun 1441 H.
Dari pemaknaan kata hijriah itu sendiri, kita semua sudah bisa menyimpulkan  bahwa hijrah yang dimaksud sebagai perpindahan, baik  secara lahiriah maupun batiniah. Setidaknya, hal itu kita ketahui jika kita menelusuri asal-muasal lahirnya tahun Baru Hijriah bagi umat muslim di seluruh dunia.
Lahirnya penanggalan hijriah memang tak bisa dipisahkan dengan sejarah hijrahnya pasukan muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, berpindah dari kota Mekkah ke kota Madinah pada 16 Juli tahun 622 Masehi.
Penanggalan hijriah itu baru mulai diperkenalkan di masa pemerintahan kedua Sahabat Nabi, yaitu masa Khalifah Umar bin Khattab atau 16 tahun setelah hijrahnya Nabi ke Madinah. Jadi, awal tahun keluarnya keputusan itu (638 Masehi), langsung ditetapkan sebagai tahun 17 Hijriah.
Tentu saja, ada hal yang melatarbelakangi masa hijrahnya Nabi ke Madinah itu dijadikan sebagai awal penanggalan Islam. Ada berbagai alasan atau usul di masa itu, dan usul dari Ali bin bi Thalib yang disepakati.
Pertama, alasannya karena di dalam ayat suci Al Quran, terdapat banyak penghargaan Allah SWT bagi orang yang berhijrah. Kedua, masyarakat Islam yang berdaulat dan mandiri, baru bisa diwujudkan setelah hijrahnya Nabi beserta pasukan muslim  ke Madinah.
Dan yang ketiga, yang tidak kalah pentingnya menurut Ali bin Abi Thalib, peristiwa hijrah ini bisa dijadikan renungan bagi umat muslim, yaitu umat Islam sepanjang zaman ini, diharapkan selalu memiliki semangat hijrah, yaitu jiwa dinamis yang tidak terpaku pada suatu keadaan, dan hendaknya berhijrah pada kondisi yang lebih baik.
Lantas, semangat seperti apa yang mestinya diambil umat Muslim di Indonesia untuk bisa memaknai tahun baru Hijriah ini? Kit bis mengaitkannya dengan banyak hal yang terjadi.
Pertama, kontestasi Pilpres 2019 telah usai, dan menghasilkan pemimpin baru untuk lima tahun kedepan. Momen tahun baru hijriah inilah yang bisa dijadikan awal bagi kita semua untuk kembali guyub, menyatukan sikap bersama menghadapi tantangan ke depan yang pastinya tidak lebih mudah dari tahun-tahun sebelumnya.Â