Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sungguh Terlalu, 3 Kartu "Sakti" Jokowi Dilecehkan Prabowo!

10 April 2019   09:11 Diperbarui: 10 April 2019   10:08 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika menyaksikan televisi yang menayangkan kampanye akbar pasangan Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta (7/4), hati kecil saya seperti terusik. Hati ini seakan tak bisa tenang dan ingin berontak sekuat-kuatnya, karena  mendengar capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung, lebih tepatnya melecehkan 3 kartu "sakti" yang ditawarkan Jokowi-Amin dalam setiap kampanyenya.

Seperti kita ketahui, dalam setiap kampanye, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo ( Jokowi) menunjukkan program tiga " kartu sakti' andalannya, yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah. 

Fungsi ketiga kartu tersebut, di antaranya:

  1. KIP Kuliah berlaku bagi siswa lulusan SMK dan SMK yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
  2. Kartu Pra Kerja diperuntukkan bagi siswa lulusan SMK atau SMA, mahasiswa yang sudah lulus tapi belum mendapatkan pekerjaan. Melalui Kartu Pra Kerja, para lulusan itu bisa mengikuti pelatihan yang digelar BLK, Kementerian, maupun lembaga swasta. Jika tak kunjung mendapat kerja, mereka juga mendapat insentif. 
  3. Kartu Sembako Murah yang dapat digunakan untuk membeli bahan kebutuhan pokok, seperti beras, minyak, dan telur dengan harga yang terjangkau.

Dengan kata lain, ketiga kartu di atas fungsinya melengkapi 3 kartu sebelumnya yang digagas Jokowi di periode pertama bersama Jusuf Kalla,yang sudah  banyak dimanfaatkan masyarakat.

Namun, apa yang dikatakan Prabowo dalam kampanyenya. Berbicara di depan ratusan ribu pendukungnya di gedung yang dibangun Sukarno dan direnovasi Jokowi, Prabowo terang-terangan melecehkan 3 kartu besutan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 ini.

Apa katanya?

Dia bilang rakyat butuh pekerjaan, rakyat tak butuh kartu. Pernyataanya sungguh kasar, dan keluar dari norma yang sepantasnya dimiliki orang seperti Prabowo.

Betul, Prabowo memang tidak pernah merasakan apa yang dirasakan rakyat. Tidak bisa disangkal, hidupnya tak pernah kekurangan. Sedari kecil, keluarga Prabowo hidup dengan sangat berkecukupan, bahkan bisa dibilang melebihi kehidupan sebagian rakyat di Tanah Air ketika itu. Apakah dia merasakan apa yang diderita rakyat saat ini? Saya sangsi untuk hal itu.

Masa kecil Prabowo memang lebih banyak dihabiskan di luar negeri, sehingga dirinya pun tak banyak memiliki memori atau kenangan dengan kebanyakan rakyat di Indonesia. Dia dan keluarganya hidup berpindah-pindah dari satu negara  ke negara lainnya. Apa yang dilakukannya untuk menghindar dari kejaran TNI kita. Ya, ini berkaitan dengan pemberontakan yang dilakukan PRRI/Permesta, dimana Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto, sebagai salah satu elite-nya.

Lantas, bisakah orang seperti Prabowo menyelami apa yang diderita rakyat? Apa yang dia katakan di masa kampanye ini, terlalu berlebihan. Seakan-akan di Indonesia ini masih ada kelaparan dan kesusahan yang masif, yang digambarkan Prabowo seperti di wilayah konflik atau di Ethiopia yang pernah dilanda musibah kekeringan dan kelaparan. Apa yang diungkapkan mantan Danjen Kopassus ini terlalu bombastis, dan kebanyakan tidak didasari oleh fakta dan kenyataan yang ada.

Dok: akurat
Dok: akurat

Tiga kartu "sakti"besutan Jokowi-Ma'ruf yang disindir Prabowo dalam kampanye, tentu saja begitu menyakiti hati rakyat yang selama ini menikmati manfaatnya.

Prabowo tak sekadar mengejek, tapi juga mengikuti  gimmick suara Jokowi. Beginilah narasinya.

"Pertumbuhan ekonomi kita mencapai lima persen," ujar Prabowo meniru Jokowi.

"Lima persen ndasmu," lanjut Prabowo

"Kita bangun banyak infrastruktur, nanti rakyat kita bagi kartu-kartu," kata Prabowo kembali menyindir Jokowi.

"Kita butuh pekerjaan, bukan kartu," teriak Prabowo. Sontak, seluruh pendukung langsung menyoraki setuju.

Mungkinkah Prabowo tidak mengetahui bahwa di periode pertamanya, Jokowi sudah meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan juga kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Selain itu, beberapa kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK yang menyentuh masyarakat paling bawah.

Bahkan, menurut survei yang dilakukan Alvara Research Center, Kartu Indonesia Sehat (KIS) berada di urutan teratas dari 10 program pemerintah. Skornya 68%, disusul oleh program Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan pembangunan infrastruktur.

Hasil survei tersebut menyatakan bahwa program KIS menjadi program pemerintah yang paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk sekadar kita ketahui saja, berdasarkan data BPJS Kesehatan, jumlah peserta  yang terdaftar dalam Program JKN-KIS telah mencapai 216.152.549 jiwa atau mencakup 82% dari total penduduk Indonesia per 10 Januari 2019.

Alangkah naifnya Prabowo  dengan sindirannya, karena apa yang dilakukan Jokowi ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, yang juga memperkenalkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Dan, kenyataannya program Jokowi itu akhirnya dilanjutkan penerusnya, yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang tak lain keduanya diusung Prabowo Subianto di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. 

Kalau Prabowo justru melecehkannya, tak ada kata lain yang pantas diucapkan, selain kata-kata yang sering diucapkan Bang Haji Rhoma Irama, Sungguh Terlalu!

Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) (Republika/ Yasin Habibi) 
Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) (Republika/ Yasin Habibi) 

Kebijakan dan Program yang  dilakukan Jokowi agar masyarakat lapisan paling bawah bisa berobat dan memeriksakan kesehatannya secara gratis, sekaligus menjamin pendidikan anak-anak tidak terhenti di tengah jalan, karena ketidakadaan biaya.

Kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK lainnya juga memang benar-benar telah dirasakan rakyat, seperti TKH dan dana desa. Di samping itu, pembangunan infrastruktur yang masif sebagai syarat mutlak dibutuhkan untuk memutar roda perekonomian secara nasional. 

Sebagai rival politik Jokowi, saya yakin seyakin-yakinnya, Prabowo-Sandi menutup mata dan juga hatinya, dan tak akan mau mengakui apa yang dilakukan Jokowi nyata-nata memberikan banyak manfaat bagi masyarakat paling bawah.

Dan memang, seperti yang dikatakan cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin, apa yang akan mereka lakukan lima tahun kedepan, hasilnya bukan untuk Jokowi-Ma'ruf, melainkan untuk generasi mendatang, generasi Indonesia yang lebih baik dari generasi hari ini dan kemarin.

Salam dan terima kasih!

Sumber: 

Tempo.co (7/4/2019): "Pidato Kampanye Akbar, Prabowo Sindir Kartu Sakti Jokowi"

Kompas.com (9/4/2019): "Jokowi Sebut "Kartu Sakti" Berlaku jika Kembali Terpilih Jadi Presiden"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun