Tiga kartu "sakti"besutan Jokowi-Ma'ruf yang disindir Prabowo dalam kampanye, tentu saja begitu menyakiti hati rakyat yang selama ini menikmati manfaatnya.
Prabowo tak sekadar mengejek, tapi juga mengikuti  gimmick suara Jokowi. Beginilah narasinya.
"Pertumbuhan ekonomi kita mencapai lima persen," ujar Prabowo meniru Jokowi.
"Lima persen ndasmu," lanjut Prabowo
"Kita bangun banyak infrastruktur, nanti rakyat kita bagi kartu-kartu," kata Prabowo kembali menyindir Jokowi.
"Kita butuh pekerjaan, bukan kartu," teriak Prabowo. Sontak, seluruh pendukung langsung menyoraki setuju.
Mungkinkah Prabowo tidak mengetahui bahwa di periode pertamanya, Jokowi sudah meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan juga kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Selain itu, beberapa kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK yang menyentuh masyarakat paling bawah.
Bahkan, menurut survei yang dilakukan Alvara Research Center, Kartu Indonesia Sehat (KIS) berada di urutan teratas dari 10 program pemerintah. Skornya 68%, disusul oleh program Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan pembangunan infrastruktur.
Hasil survei tersebut menyatakan bahwa program KIS menjadi program pemerintah yang paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk sekadar kita ketahui saja, berdasarkan data BPJS Kesehatan, jumlah peserta  yang terdaftar dalam Program JKN-KIS telah mencapai 216.152.549 jiwa atau mencakup 82% dari total penduduk Indonesia per 10 Januari 2019.
Alangkah naifnya Prabowo  dengan sindirannya, karena apa yang dilakukan Jokowi ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, yang juga memperkenalkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Dan, kenyataannya program Jokowi itu akhirnya dilanjutkan penerusnya, yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang tak lain keduanya diusung Prabowo Subianto di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.Â