Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rommy Dicokok KPK, Bukti Jokowi Tak Tebang Pilih!

15 Maret 2019   19:36 Diperbarui: 16 Maret 2019   05:17 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua KPK Agus Rahardjo dan Presiden Jokowi (IST)/sumber:SuaraNasional.com

Ibarat suara petir di siang hari, itulah yang mungkin dirasakan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf,terkaget-kaget, bingung, dan juga mungkin merasa tak percaya dengan apa yang didengar.

Bagaimana tidak, ketika survei yang dirilis beberapa lembaga survei independen mengunggulkan pasangan capres dan cawapres nomor urut  01 Jokowi-Ma'ruf, secara tiba-tiba ada operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap salah seorang Dewan Penasehat Tim Kampanye Nasional (TKN) Muhammad Romahurmuziy alias Rommy.

Lantas, mungkinkah apa yang terjadi pada Rommy, bisa menggerus elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 nanti? 

Untuk soal itu, penulis belum menemukan adanya kajian atau survei terbaru yang dirilis pasca OTT-KPK yang mencokok Rommy.

Oleh karena itu, penulis menilai tepat dengan tindakan yang dilakukan Ketua TKN Erick Thohir  yang meyakini bahwa OTT yang dilakukan KPK terhadap Rommy tidak akan berpengaruh pada elektabilitas Jokowi-Ma'ruf

"Nggak (berpengaruh ke elektabilitas Jokowi-Ma'ruf)," ujar Erick Thohir setelah bertemu dengan Ma'ruf di kediaman Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019).

"Kan nggak ada hubungannya dengan pilpres. Kecuali, mohon maaf, misalnya ada hubungan dengan pilpres ya bisa. Tapi kalau pribadi ya sulit," imbuhnya.

Seperti kita ketahui, Rommy yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, akhirnya menjadi salah satu politisi yang juga ikut apes di "Jumat Keramat" KPK ini.

Selain Rommy, beberapa elite partai politik memang sudah ada yang mendekam di jeruji KPK.  Bahkan, Ketum PPP sebelumnya, yaitu  Suryadharma Ali yang ketika OTT masih menempati posisi Menteri Agama RI pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selain Rommy dan seniornya Suryadharma Ali, ada nama ketum/presiden partai lainnya yang juga pernah ditangkap KPK, di antaranya Anas Urbaningrum (Partai Demokrat), Luthfi Hasan Ishaaq (Partai Keadilan Sejahtera), Setya Novanto (Partai Golkar), dan beberapa elite partai lainnya.

Tindak pidana korupsi memang begitu mengerikan, apalagi melibatkan politisi dan elite partai. Apa yang terjadi pada Rommy, bukan berarti bahwa Jokowi dikelilingi orang-orang yang tidak bersih, seperti tudingan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean. 

Mengapa? Karena SBY dan Prabowo pun, tak luput  dari orang-orang di sekitarnya yang juga menjadi "korban" lembaga antirasuah itu.

Yang terpenting bagi kita, sosok pemimpin yang kita pilih di Pilpres 2019 adalah sosok yang bersih dan jujur, dan juga memiliki komitmen memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya.

Dengan kata lain, kita semua percaya, pemberantasan korupsi akan berjalan dengan baik, apabila negeri ini juga dipimpin oleh orang yang juga bersih. 

Sebagai presiden petahana, Jokowi sudah memiliki rekam jejak yang baik dalam hal pemberantasan korupsi. 

Bahkan, ketika menjabat Wali Kota Solo di tahun 2010, Jokowi mendapatkan Bung Hatta Anti Corruption Award.


Selain itu, kita pun bisa melihat apa yang dilakukan Jokowi kepada keluarganya, khususnya pada anak-anaknya, dimana anak-anaknya tidak diperkenankan mencari proyek di lingkungan Pemerintahannya.  

Komitmen inilah yang belum kita temukan pada diri Prabowo Subianto. Bahkan, di dalam debat  capres 17 Januari 2019 lalu, Prabowo begitu menyepelekan korupsi kecil yang dianggapnya tidak seberapa.

"Kalau memang hukum mengizinkan... mungkin korupsinya juga enggak seberapa. Mungkin dia karena, begini... Kalau curi ayam benar itu salah, kalau merugikan rakyat triliunan, itu yang saya kira harus kita habiskan di Indonesia saat ini."


Dalam penegakkan hukum, Jokowi selama ini tak pernah melakukan intervensi, apalagi tebang pilih. 

Karena itu, masyarakat meyakini bahwa selama ini pemerintahan Jokowi memang tidak pernah pandang bulu dalam kasus-kasus hukum. Siapapun yang bersalah!

salam dan terima kasih!

sumber:

  1. Detik.com (15/03/2019): "Erick Thohir: Penangkapan Romahurmuziy Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi"
  2. Tirto.id (18/01/2019): "Prabowo Salah, Besar atau Kecil, Korupsi Tetap Korupsi"
  3. Kompas.com (14/01/2019): "Ini yang Dijanjikan Jokowi-Ma'ruf Terkait Pemberantasan Korupsi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun