Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Karena Pilihan Anda, Rakyat Indonesia yang Akan Sejahtera!

31 Desember 2018   10:04 Diperbarui: 31 Desember 2018   10:24 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai manusia di muka bumi ini, kita kadang dianggap sebagai makhluk yang tidak pandai bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita. Jika ditanya, mampukah kita menghitung  nikmat-nikmat Allah SWT yang telah kita terima hingga saat ini? Tentu saja kita tidak akan mampu untuk menghitung berapa jumlahnya.

Kita bisa melihat, mendengar, berbicara, dan bernafas, merupakan nikmat Allah SWT. Bahkan, bersin pun juga merupakan nikmat Allah yang patut untuk disyukuri. Jika harus dirupiahkan, sudah berapa rupiah nikmat Allah itu? Mampukah kita  menghitungnya? Tentu saja, jawabannya, TIDAK! 

Sebagaimana firman Allah SWT berikut.

Qs. An Nahl: 18)
Qs. An Nahl: 18)

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. An Nahl: 18)

Lalu, apakah yang harus kita lakukan setelah kita mendapatkan semua nikmat itu? Bersyukur atau kufur? Sudah sepatutnya,  kita tentu saja harus selalu bersyukur, karena dengan bersyukur Allah pun akan terus menambah nikmat itu. Sebaliknya jika kita tidak mau bersyukur atau kufur, maka sesungguhnya azab Allah itu begitu pedih.

Begitu pula halnya rasa syukur dan terimakasih sebesar-besarnya patut kita sampaikan kepada masyarakat Indonesia yang telah memilih Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla di Pilpres 2014 lalu.

Bagaimana kita tidak bersyukur, setelah begitu banyak capaian yang telah ditorehkan oleh Pemerintahan Jokowi-JK dalam masa pemerintahannya, yang tentu saja semua adalah hasil perjuangan masyarakat yang telah menggunakan hak pilihnya untuk memilih Jokowi-JK. Memilih pemimpin yang amanah, pemimpin yang tak punya rekam jejak buruk di masa lalu. Itulah yang membuat hasil kerjanya bisa bermanfaat dan dinikmati bagi seluruh rakyat. Sesuatu hasil kerja, yang belum kita lihat sebelumnya.

Apa saja sebenarnya yang hingga saat ini bisa kita nikmati dari hasil kinerja Jokowi-JK yang dahulu belum bisa dirasakan secara maksimal? Berikut ini sedikit gambarannya.

Jalan Tol Trans Jawa.

Tol Trans Jawa yang menyambungkan Jakarta hingga Surabaya bisa kita nikmati saat ini. Menurut Jokowi, jalan yang membentang 760 kilometer (km) dari Jakarta-Surabaya ini patut dijajal saat liburan akhir tahun. Ada banyak daerah-daerah wisata yang bisa dijangkau lewat berbagai rute pilihan di Pulau Jawa. Nyatanya, bukan hanya Trans Jawa, Jokowi-JK juga membangun jalan-jalan lain di luar Jawa, seperti Trans Sumatera, bahkan juga di Kalimantan, dan wilayah lainnya di Indonesia.

Tak ada alasan anak Indonesia putus sekolah. 

Jika dahulu, ada saja anak-anak usia sekolah yang berhenti sekolah karena orang tuanya yang tak mampu membiayai sekolahnya,  saat ini tak ada lagi alasan anak-anak usia sekolah harus putus sekolah karena masalah biaya. Setidaknya, hampir lebih dari 20 juta anak-anak telah mendapat bantuan dengan adanya program Kartu Indonesia Pintar (KIP),yang merupakan program unggulan Jokowi-JK.

Di masa pemerintahan Jokowi-JK, masyarakat yang tidak mampu juga disuguhi dengan layanan kesehatan gratis melalui penerbitan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang disokong BPJS Kesehatan.

Program jaminan kesehatan nasional (JKN) ini hampir menyentuh seluruh masyarakat Indonesia setelah empat tahun diluncurkan di era pemerintahan Jokowi-JK. Hingga Oktober 2018, jumlah peserta JKN telah mencapai 203,28 juta jiwa.

Pendidikan dan Kesehatan merupakan kebutuhan dasar rakyat yang memang menjadi prioritas Pemerintahan Jokowi-JK selama ini, dan itu akan terus berlanjut  jika Jokowi masih dipercaya di Pilpres 2019 nanti.

Seorang petugas menunjukan bentuk kartu Jaminan Kesehatan Nasional di RS Fatmawati, Jakarta (01/01). Mulai 1 Januari 2014, pemerintah meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), JKN merupakan program jaminan kesehatan yang akan diterapkan secara nasional dan ditangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). TEMPO/Dasril Roszandi
Seorang petugas menunjukan bentuk kartu Jaminan Kesehatan Nasional di RS Fatmawati, Jakarta (01/01). Mulai 1 Januari 2014, pemerintah meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), JKN merupakan program jaminan kesehatan yang akan diterapkan secara nasional dan ditangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). TEMPO/Dasril Roszandi
Prestasi Indonesia di Ajang Asian Games dan Asian Para Games 2018

Salah satu peristiwa yang tidak bisa dilupakan di tahun 2018 ini adalah suksesnya Indonesia dalam penyelenggaraan even olahraga terbesar bangsa-bangsa se-Asia, baik Asian Games maupun Asian Para Games (atlet difabel). Perlu diakui, bahwa penyelenggaraan Asian Games ini merupakan kali kedua, setelah Asian Games yang pertama digelar Indonesia di masa Pemerintahan Presiden Sukarno tahun 1962.

Dalam even ini, Indonesia tidak hanya sukses sebagai penyelenggara, melainkan juga sukses prestasi. Bahkan, ada yang lebih mengharukan, dimana Pemerintahan Jokowi-JK menaikkan bonus hingga berlipat-lipat bagi para atlet dan juga ofisial. 

Bagi para atlet dan ofisial peraih medali, bonus kali ini memang yang terbesar. Bahkan, yang membuat makin terharu, baik atlet Asian Games mapun Asia Para Games, mendapatkan bonus yang sama-sama besarnya. Semua itu membuktikan bahwa atlet yang mengharumkan nama bangsa dan negaranya patut mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Opening Ceremony Asian Games 2018, Sabtu, (18/8/2018)/TribunNews.com
Opening Ceremony Asian Games 2018, Sabtu, (18/8/2018)/TribunNews.com
Mengembalikan PT Freeport Indonesia dan Blok Migas ke Pangkuan Rakyat.

Nah, di tahun 2018 ini, kejutan bagi Pemerintahan Jokowi-JK, dimana Indonesia telah berhasil mengakuisisi 51,2 % saham PT Freeport Indonesia (PTFI), dimana sebelumnya selama lebih dari 50 tahun, negara kita hanya puas dengan besaran saham sekitar 9,36%.

Dengan kepemilikan saham 51,2%,  Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang juga lebih besar dari sebelumnya. Keuntungan perusahan ini, di luar dari pajak dan royati yang diterima negara.

Kepemilikan saham PTFI ini menjadi bukti bahwa Pemerintahan Jokowi-JK begitu menjunjung tinggi UUD 1945, dimana kekayaan alam yang terkandung di  bumi Indonesia harus bisa dinikmati sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia.

Selain akuisisi PTFI, nyatanya Jokowi-Jk juga sudah berhasil mengambil alih 100% beberapa blok migas yang selama puluhan tahun ini dikuasai Asing, seperti Blok Mahakam di Kalimantan Timur dan juga Blok Rokan di Riau.

Sekadar diketahui, seperti yang dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, bahwa Blok Rokan merupakan blok legendaris di Asia., dimana di masa jayanya, blok ini bisa menghasilkan 1 juta barel minyak per hari.


"Beberapa hal yang sudah dilakukan, hal-hal yang besar, itu yang pertama Blok Rokan, blok yang legendaris di Asia yang pernah menghasilkan 1 juta barel per hari. Sekarang 200 ribu barel lebih," kata dia dalam upacara HUT RI-73 di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (17/8/2018).

"Di 2021 akan dikelola badan usaha domestik BUMN Pertamina, setelah 50 tahun dikelola badan usaha asing. Nanti 2021 akan dikelola anak-anak negeri ini capaian, ini salah satu capaian yang besar sekali," ujarnya.

Berapa banyak lagi capaian yang berhasil diupayakan oleh Jokowi-JK, seperti penyaluran dana Desa, pembangunan 1 juta rumah rakyat, pembagian sertifikat tanah rakyat, pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK), dan juga pembangunan 10 destinasi wisata baru yang diberi nama '10 Bali Baru', seperti  Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo, Wakatobi, dan Labuan Bajo.

Semua capaian dari Pemerintahan Jokowi-JK itu tak lain merupakan hasil kepercayaan Anda semua, yang menyisihkan sedikit waktunya di tempat pemungutan suara (TPS) dan memilih pasangan Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu. 

Mungkin menurut Anda memilih Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu merupakan hal kecil. Namun, apa yang Anda lakukan, telah memberikan perubahan besar bagi rakyat. Semuanya itu untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih maju, dan Indonesia yang lebih sejahtera.

Setelah sekian banyak hasil dan capaian yang dilakukan Jokowi-JK, tentu belum semuanya bisa dirasakan hingga ke pelosok Nusantara. Namun, jangan karena satu-dua yang belum terpenuhi, lantas membuat Anda mengabaikan manfaat yang telah diperoleh saudara-saudara kita lainnya. Atau bahkan Anda justru terus mengeluh.  Mengeluh adalah sesuatu yang sia-sia.

Perjuangan Jokowi masih panjang, dan tentu saja semua itu bisa berhasil karena Anda semua, masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang memiliki tekad kuat melihat negeri ini bisa maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Cukuplah bagi kita untuk selalu percaya, bahwa kedepannya Indonesia akan lebih baik di tangan orang-orang yang amanah. Orang-orang yang tidak mempunyai rekam jejak buruk di masa lalu.

Terima kasih dan Merdeka!

sumber:

1. Tempo.co (24/10/2018):  "4 Tahun Jokowi - JK, Peserta JKN Capai 203 Juta Jiwa"

2. Detik.com (17/08/2018): "Blok Rokan dan Mahakam Jadi Kado HUT ke-73 RI"

3. Kompas.com (21/12/2018): "Presiden: 51,2 Persen Saham PT Freeport Sudah Beralih ke Inalum, Ini Momen Bersejarah"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun