Apa yang diserukan HRS ini begitu membingungkan. Jika yang dimaksud penista agama itu adalah Ahok, salah satu partai pendukung Ahok di Pilkada DKI 2017 lalu, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta yang pernah dipimpin Djan Faridz justru mendukung Prabowo-Sandi. Artinya, kita semua melihat bahwa fatwa yang diserukan HRS, nyatanya tidak sejalan dengan realitas politik yang dihadapi Prabowo.
Dengan demikian, sekali lagi, jika ditarik benang merahnya, maka bisa dilihat bahwa aksi 212 ini memang bukan untuk tujuan membela agama mana pun, tetapi cenderung untuk kepentingan politik. Aksi ini merupakan kelanjutan aksi-aksi sebelumnya yang berhasil menumbangkan Basuki Tjahaja Purnama yang memang sejak masih di Balai Kota sudah pernah akan dilengserkan.Â
Bagi tokoh-tokoh yang mencium aroma politiknya lebih kentara, maka sepertinya menghindari untuk hadir di reuni Alumni 212 ini, Oleh karena itu, kita akhirnya tidak menyaksikan kehadiran KH Ma'ruf Amin, AA Gym, Ustadz Abdul Somad Ustadz Arifin Ilham, dan nama beken lainnya. Bahkan,tiga nama terakhir sudah tersebar bahwa mereka diundang untuk hadir.
Terima kasih dan Merdeka!
sumber:
1. KOMPAS.COM (23/11/2018): "Humphrey Sebut Konstituen Ingin PPP Dukung Prabowo-Sandiaga"
2. DETIK.COM (02/12/2018): Â "Habib Rizieq: Haram Pilih Capres-Caleg Partai Pendukung Penista Agama"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H