Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rizieq Shihab, Kala Terperosok ke Lubangnya Sendiri

9 November 2018   17:00 Diperbarui: 9 November 2018   18:07 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Tauhid di rumah Habib Rizieq (Foto: Ist)/OkeZone.com

Habib Rizieq Shihab (HRS) terjerat masalah. Di pengasingannya, begitulah istilah yang mungkin pas untuk menyebut tempat bermukimnya di Mekkah, Arab Saudi lebih dari setahun ini. Namun, istilah pengasingan itu juga terasa kurang pantas, mengingat HRS justru mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari otoritas setempat.

Dengan kata lain, HRS bukannya mendapat perlindungan Kerajaan Arab Saudi karena dianggap berseteru dengan Pemerintahan negaranya. Perlu diketahui, hubungan antara Pemerintahan Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi bisa dikatakan sangat bersahabat, sehingga tak ada alasan Arab Saudi dijadikan tempat pelarian atau perlindungan (suaka) politik HRS. 

Berbeda jika HRS memilih Israel atau Taiwan sebagai tempat bersembunyi, atau negara lainnya yang memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan  Indonesia. Itu pun tidak mudah, karena Indonesia bukanlah negara yang dipimpin oleh seorang diktator yang memusuhi lawan-lawan politiknya.

Di Arab Saudi, dikiranya HRS akan mendapat perlakuan istimewa, melebihi perlakuan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) seandainya berkunjung ke Arab Saudi. Perkiraan ini tentunya dipercaya sebagian besar pendukung HRS di Indonesia.

Betapa tidak, HRS yang di Indonesia begitu dikenal, bukan saja sebagai imam besar Front Pembela Islam (FPI), melainkan juga diyakini sebagai sosok keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, rasa fanatik yang berlebihan masyarakat kepada sosok HRS ini, sempat memunculkan kabar di tengah masyarakat bahwa Kerajaan Arab Saudi memberikan fasilitas istimewa kepada HRS. 

Di antara fasilitas itu, memberikan kebutuhan hidupnya di dunia yang bisa dipergunakan HRS sepuasnya, bahkan HRS juga bisa tinggal di Arab Saudi sesuka hatinya. Itu pula yang sempat dikatakan pengacaranya Eggi Sudjana.

"Dia kan banyak teman, alumni sana dan banyak jaringan. Dia sudah dinyatakan keturunan Nabi Muhammad ke-39 apa berapa gitu. Nasab (garis keturunan) sudah jelas. Menurut pemerintahan Kerajaan Saudi, kalau dia nasab sampai ke Rasulullah, dijamin semua oleh pemerintah itu," kata Eggi di Bareskrim Polri, Jalan Merdeka Timur, Selasa (10/10/2017).

Namun, kenyataanya, kabar atau informasi tersebut adalah berita bohong  atau hoax yang sengaja disebarluaskan pihak tertentu, karena pihak Arab Saudi sendiri tak pernah mengeluarkan statement seperti itu.

Habib Rizieq Diperiksa selama 28 Jam

Habib Rizieq Diperiksa Polisi Arab Saudi/Okezone.com
Habib Rizieq Diperiksa Polisi Arab Saudi/Okezone.com
Kabar yang muncul belakangan ini, bahwa HRS diperiksa dan ditahan selama  28 jam adalah kabar yang benar-benar valid. Tentu saja, banyak yang mempertanyakan itu, bahkan tidak mempercayai kebenaran berita itu, khususnya mereka yang selama ini mengkultuskan HRS.

Berita tersebut dibenarkan Kementerian Luar Negeri  bahwa HRS sempat diperiksa aparat keamanan Arab Saudi. Pemeriksaan tersebut terkait adanya laporan warga negara Saudi yang melihat bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid terpasang di kediaman HRS di Mekkah.

Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, menuturkan tempat tinggal HRS didatangi pihak kepolisian Mekkah karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam, yang diduga mengarah pada ciri-ciri bendera gerakan ekstremis.

"Arab Saudi sangat melarang keras segala bentuk jargon, label, atribut, dan lambang apa pun yang berbau terorisme seperti ISIS, Al-Qaedah, Al-Jama'ah al-Islamiyyah, dan segala kegiatan yang berbau terorisme dan ekstremisme," kata Agus.

Bendera Tauhid di rumah Habib Rizieq (Foto: Ist)/OkeZone.com
Bendera Tauhid di rumah Habib Rizieq (Foto: Ist)/OkeZone.com
Bahkan, menurut  Dubes RI tersebut, segala aktivitas di dalam media sosial pun dipantau secara ketat oleh pihak keamanan Arab Saudi, dan pelanggaran IT merupakan pidana berat jika bersentuhan dengan aroma terorisme.

Seruan HRS Pasca Pembakaran Bendera di Garut

Selanjutnya, apa yang telah dilakukan HRS di Tanah Arab? Adakah aktivitasnya yang ikut mempengaruhi kondisi politik di Tanah Air? Bukankah ketika di Garut terjadi pembakaran bendera Hizbut Tahrir, yang untuk sebagian orang dianggap bendera Tauhid. Dari kejauhan, HRS  menyerukan kepada anggota dan simpatisan FPI serta alumni 212 di Indonesia untuk memasang bendera yang berisi kalimat tauhid.  

HRS meminta agar bendera tersebut dipasang di rumah, posko, hingga tempat kerja. Selain itu, Rizieq meminta FPI memasang kalimat tauhid di akun media sosial. 

Dengan sikap dan keyakinan HRS terhadap bendera tauhid itu, agar tampak senada antara kata dan perbuatan, bukankah sebaiknya HRS juga bisa ikut memasang atau mengibarkan bendera tauhid itu di kediamannya di Mekkah. Tidak hanya menyeru dari kejauhan, tapi juga bisa menjadi contoh. 

Hal ini seperti tantangan yang diajukan anggota Banser NU yang juga politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Muhammad Guntur Romli dalam akun twitternya @GunRomli.

Mungkin, hukum Indonesia tak bisa menjerat HRS yang berada di kejauhan. Namun, tentu saja negara Raja Salman ini tidak akan tinggal diam bila di dalam negaranya ada aktivitas yang dicurigai mengganggu ketertiban dan keamanan dalam negeri dari negara sahabatnya. Ibaratnya HRS terperosok ke dalam lubang yang dibuatnya sendiri.

Menyoal bendera yang bertuliskan kalimat tauhid, tentunya sebagai seorang yang oleh pengikutnya dianggap ulama, HRS bisa membedakan mana bendera tauhid yang dahulu digunakan Rasulullah SAW dengan bendera yang saat ini digunakan Hizbut Tahrir atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Jangan karena bentuk dan perwajahannya sama, lantas dianggap bendera tauhid yang juga sama digunakan Rasulullah dahulu. 

Ilustrasi Bendera/Youtube.com
Ilustrasi Bendera/Youtube.com
Ilustrasi bendera AlQaeda, ISIS, dan HT/SuaraIslam.co
Ilustrasi bendera AlQaeda, ISIS, dan HT/SuaraIslam.co
Analoginya sederhana. Kita tidak bisa mengakui bendera merah putih yang ada di negara Monaco sebagai bendera Indonesia, karena bendera Monaco memiliki warna dan bentuk yang sama dengan bendera negara kita. 

Begitu pula, kita tidak boleh  menghujat atau melakukan protes kepada Polandia ketika negaranya mengibarkan bendera yang berwarna putih merah, kebalikan dengan warna bendera kita.  Artinya, jika saat ini, ISIS dan HT menggunakan bendera yang kebetulan berisi kalimat tauhid, jangan lantas bendera itu dianggap bendera tauhid yang dahulu digunakan Rasulullah SAW. Saat ini, setiap  negara memiliki bendera negaranya masing-masing.

Kalau ISIS atau HT menggunakan bendera bertuliskan kalimat tauhid, apakah seluruh umat Islam di dunia harus mengikuti gerakan atau perjuangan mereka, yang justru bertolak belakang  dengan ajaran Islam yang diwariskan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Ayo selamatkan NKRI!

sumber:

1. TurnBackHoax (30/01/2018) "[HOAX] “Kerajaan Arab Saudi Menetapkan Habib Rizieq sebagai Keturunan ke-38 Rasulullah” 

2. Detik (10/10/2017) "Eggi Sudjana Sebut Biaya Hidup Habib Rizieq Dijamin Pemerintah Arab"

3. Kompas (7/11/2018) "Kronologi Pemeriksaan Rizieq Shihab oleh Aparat Keamanan Arab Saudi" 

4. Detik (7/11/2018) "Habib Rizieq Diperiksa Polisi, Begini Aturan soal Bendera di Saudi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun