Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rizieq Shihab, Kala Terperosok ke Lubangnya Sendiri

9 November 2018   17:00 Diperbarui: 9 November 2018   18:07 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Tauhid di rumah Habib Rizieq (Foto: Ist)/OkeZone.com

Ilustrasi Bendera/Youtube.com
Ilustrasi Bendera/Youtube.com
Ilustrasi bendera AlQaeda, ISIS, dan HT/SuaraIslam.co
Ilustrasi bendera AlQaeda, ISIS, dan HT/SuaraIslam.co
Analoginya sederhana. Kita tidak bisa mengakui bendera merah putih yang ada di negara Monaco sebagai bendera Indonesia, karena bendera Monaco memiliki warna dan bentuk yang sama dengan bendera negara kita. 

Begitu pula, kita tidak boleh  menghujat atau melakukan protes kepada Polandia ketika negaranya mengibarkan bendera yang berwarna putih merah, kebalikan dengan warna bendera kita.  Artinya, jika saat ini, ISIS dan HT menggunakan bendera yang kebetulan berisi kalimat tauhid, jangan lantas bendera itu dianggap bendera tauhid yang dahulu digunakan Rasulullah SAW. Saat ini, setiap  negara memiliki bendera negaranya masing-masing.

Kalau ISIS atau HT menggunakan bendera bertuliskan kalimat tauhid, apakah seluruh umat Islam di dunia harus mengikuti gerakan atau perjuangan mereka, yang justru bertolak belakang  dengan ajaran Islam yang diwariskan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Ayo selamatkan NKRI!

sumber:

1. TurnBackHoax (30/01/2018) "[HOAX] “Kerajaan Arab Saudi Menetapkan Habib Rizieq sebagai Keturunan ke-38 Rasulullah” 

2. Detik (10/10/2017) "Eggi Sudjana Sebut Biaya Hidup Habib Rizieq Dijamin Pemerintah Arab"

3. Kompas (7/11/2018) "Kronologi Pemeriksaan Rizieq Shihab oleh Aparat Keamanan Arab Saudi" 

4. Detik (7/11/2018) "Habib Rizieq Diperiksa Polisi, Begini Aturan soal Bendera di Saudi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun