Apa yang diucapkan Prabowo mengenai kesejahteraan memang terkadang tanpa disaring terlebih dahulu, sehingga akhirnya bisa keluar dari konteks yang sesungguhnya bermakna baik.
Dalam konteks Boyolali, sebagai calon presiden yang ingin meraih dukungan, tentu saja  Prabowo ingin berbicara bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Boyolali.Â
Untuk diketahui, Boyolali dari dahulu hingga kini, masih dikenal sebagai daerah penghasil susu terbesar nomor satu di Jawa Tengah. Meskipun penghasil susu terbesar, harga susu dari Boyolali masih lebih rendah dari Jawa Timur dan Jawa Barat, sehingga kesejahteraan masyarakat pun masih jauh dari harapan.
Nah, mungkin karena Prabowo lupa (Bowo lali) dengan Revolusi Putih dan Program Emas (emak-emak dan anak minum susu) yang dicetuskannya sendiri, membuat dirinya kehilangan konteks dalam pidatonya, sehingga mengeluarkan kata-kata yang justru tidak produktif untuk didengar, bahkan cenderung menjadi blunder.Â
![Tokoh-Tokoh Boyolali/Tirto.id](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/07/tokoh-boyolali-mild-5be24438c112fe0ff225fd96.jpg?t=o&v=555)
Niat awalnya untuk menarik simpati di kandang Banteng, yang didapat justru antipati! Pak Prabowo, jangan lagi lali?
sumber:Â Kompas. com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI