Sudahkah Kementerian ESDM Berhasil Mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT)? Mengapa?
Â
Indonesia. Dengan tuntutan global untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai keberlanjutan energi, Indonesia perlu mempercepat peralihan dari energi fosil ke EBT. Artikel ini akan membahas sejauh mana Kementerian ESDM berhasil mengembangkan EBT hingga saat ini dan alasan di balik pengembangan EBT tersebut.
Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi salah satu fokus utama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diCapaian Kementerian ESDM dalam Mengembangkan EBT
Pada tahun 2023, Kementerian ESDM mencatat peningkatan dalam penggunaan EBT yang cukup menggembirakan. Menurut laporan dari Kementerian ESDM, bauran energi baru terbarukan dalam energi primer Indonesia mencapai 13,1% pada tahun tersebut, meningkat dari tahun sebelumnya meskipun masih di bawah target 17,9%.
Kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT di Indonesia juga mengalami peningkatan, mencapai total 13.155 megawatt (MW). Mayoritas kapasitas ini berasal dari tenaga air yang mencapai 6.784,2 MW atau 51,6% dari total kapasitas terpasang nasional.
Program dan Strategi
Dalam mendukung pengembangan EBT, Kementerian ESDM telah merancang sejumlah program dan strategi. Di awal tahun 2024, mereka memperkenalkan program diversifikasi produk bahan bakar nabati (BBN) dan peningkatan kapasitas pembangkit EBT. Hal ini mencakup pemanfaatan berbagai sumber daya alam lokal yang melimpah seperti biomassa, tenaga surya, dan energi angin. Selain itu, Kementerian ESDM juga memfokuskan upaya pada sosialisasi mengenai manfaat EBT dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan di bidang EBT. Hal ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan EBT secara berkelanjutan.
Alasan Mengapa Pengembangan EBT oleh Kementerian ESDM
1. Â Kebutuhan Akan Energi yang Berkelanjutan
Salah satu alasan utama Kementerian ESDM mengembangkan EBT adalah untuk mencapai keberlanjutan energi. Energi fosil yang selama ini menjadi tulang punggung utama pasokan energi Indonesia bersifat terbatas dan mencemari lingkungan. Dengan berkembangnya EBT, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menjamin ketersediaan energi untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
2. Â Komitmen Terhadap Perjanjian Internasional
Indonesia adalah bagian dari berbagai perjanjian internasional terkait perubahan iklim, salah satunya adalah Perjanjian Paris. Komitmen ini menuntut Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan. Pengembangan EBT menjadi salah satu langkah konkrit untuk memenuhi komitmen tersebut karena EBT memiliki emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan energi fosil.
3. Â Peningkatan Kemandirian Energi
Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalam negeri seperti tenaga surya, angin, air, dan biomassa, Indonesia dapat mencapai kemandirian energi. Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan keamanan energi nasional.
4. Â Â Penciptaan Lapangan Kerja Baru
Industri EBT menawarkan peluang besar untuk penciptaan lapangan kerja baru. Dari pembangunan hingga operasionalisasi dan pemeliharaan, sektor ini membutuhkan tenaga kerja dengan berbagai keahlian. Dengan demikian, pengembangan EBT dapat membantu mengurangi angka pengangguran sekaligus meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia.
Tantangan dan Kendala
Walaupun ada peningkatan, Kementerian ESDM masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan EBT. Salah satunya adalah investasi yang besar untuk infrastruktur EBT. Selain itu, diperlukan juga regulasi yang mendukung dan insentif yang menarik bagi investor. Kendala lainnya adalah teknologi dan pengetahuan tentang EBT yang masih perlu ditingkatkan di kalangan pelaku industri dan masyarakat.
Sehingga, Pengembangan EBT oleh Kementerian ESDM telah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kendala dan target yang belum tercapai. Dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilaksanakan, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan bauran energi baru terbarukan dan mencapai kemandirian energi yang berkelanjutan. Pengembangan EBT tidak hanya penting untuk memenuhi komitmen internasional terkait perubahan iklim, namun juga untuk memastikan keberlanjutan energi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H