Mohon tunggu...
Syakinah Syakinah
Syakinah Syakinah Mohon Tunggu... Guru - Guru - Mahasiswa

Saya seorang yang hobi traveling dan membaca. Es coklat mood bosternya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wawasan Kebhinekaan Global: Rumah Indonesia Sebagai Akar Kebhinekaan Global

30 Oktober 2023   10:50 Diperbarui: 30 Oktober 2023   11:08 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi 3. Memaparkan Hasil Diklat

      2) Partisipasi orang tua :

Melibatkan orangtua : Mengundang orangtua siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan memberikan masukan tentang cara meningkatkan kebhinekaan di sekolah

Membuka jalur komunikasi : Membuka jalur komunikasi antara sekolah dan keluarga siswa untuk memahami lebih baik kebutuhan budaya dan agama siswa.

Menurut Syakinah, dilingkungan sekolah kami SMKS Al Falah Kraton Kabupaten Pasuruan yang berbasis pesantren, tentu saja santri dan siswa kami dari berbagai suku dan daerah. Tidak hanya penduduk sekitar tetapi dari luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Bali. Dalam hal ini tentu budaya dan bahasa kami juga berbeda. Akan tetapi kita tidak pernah membulli atau membeda-bedakan mereka yang berbeda suku, budaya dan bahasa. Kita saling belajar, menghormati, toleransi dengan sesama dan saling tolong-menolong.

5. Sekolah Damai (Sekolahku yang Damai)

Sekolah damai, materi ini mengenalkan beberapa konsep tentang sekolah damai dan juga mengenali tantangan dalam upaya membangun sekolah damai. Setiap materi dibahas dengan menggunakan alur M-A-R-K-A (Mulai dari diri-Aktivitas-Refleksi-Konsep-Aplikasi). Pendidikan perdamaian menyentuh pada tiga komponen, yaitu siswa, guru dan orang tua siswa. Ketiga komponen tersebut merupakan pelaku aktif proses penanaman nilai-nilai luhur dalam pendidikan perdamaian. Peran guru adalah sebagai pendidik nilai-nilai dan pengajar ilmu pengetahuan. Siswa adalah generasi muda yang akan meneruskan keberlangsungan bangsa yang diharapkan berperan pada sosialisasi nilai-nilai budaya damai anti kekerasan pada rekan sebaya. Orang tua adalah mitra guru yang mampu mendorong, mendukung dan mengembangkan aktualisasi atau pelaksanaan budaya damai tanpa kekerasan.

Sekolah yang aman, menyenangkan,dan menciptakan budaya damai. Untuk itu perlu komponen yang menunjang ketercapaian sekolah damai adalah Menghargai perbedaan (agama, suku, bahasa dan budaya), No bullying (merangkul, saling menyanyangi teman, menghargai, toleransi, tidak mendiskriminasi), Sekolah Ramah Anak (SRA), Nyaman sekolahku nyaman lingkunganku (Proses Belajar dan Mengajar (PBM) yang ramah, bapak dan ibu guru dan tenaga pendidikannya terlatih untuk hak-hak anak pada SRA, Sarana dan prasarana yang ramah anak, keikutsertaan anak juga partisipasi orangtua, ataupun lembaga yang berkaitan dan/atau peduli dengan sekolah) sehingga anak-anak senang bersekolah, dan sekolah bisa menjadi rumah kedua yang nyaman.

Kelima menu (topik) yang disampaikan oleh dosen pengampu, saling berkaitan satu sama lain yang sangat menjunjung tinggi pentingnya menanamkan dan menumbuhkan kesadaran diri untuk saling menjaga toleransi bersama dan kebhinekaan.

Salah satu aspek penting dalam kegiatan wawasan kebinekaan global adalah pendidikan. Melalui kurikulum yang inklusif dan diversifikasi, institusi pendidikan dapat memperkenalkan siswa pada berbagai budaya, nilai-nilai, dan tradisi yang ada di seluruh dunia. Melalui belajar tentang kebudayaan yang berbeda, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang persamaan dan perbedaan yang ada antara mereka dan orang lain. Misalnya melalui pertukaran pelajar (student exchange), penyerapan tenaga kerja lulusan ke luar negeri, serta kerja sama bilateral antar lembaga pendidikan lainnya)

Selain pendidikan, kegiatan wawasan kebhinekaan global juga dapat dilakukan melalui pertukaran budaya, program relawan, atau kegiatan lintas budaya. Pertukaran budaya memungkinkan individu untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dari latar belakang yang berbeda. Pada lingkungan yang saling menghormati dan terbuka, peserta dapat belajar satu sama lain dan mengembangkan keterampilan interpersonal yang penting dalam memahami dan menghargai perbedaan.

Pada proses tersebut, mereka akan terlibat dengan orang-orang berlatar belakang budaya berbeda dan akan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan dan kebutuhan masyarakat. Melalui interaksi langsung ini, individu dapat belajar tentang nilai-nilai, adat istiadat, dan perspektif yang berbeda, yang pada gilirannya akan memperluas pemahaman mereka tentang dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun