Mohon tunggu...
Syakinah Syakinah
Syakinah Syakinah Mohon Tunggu... Guru - Guru - Mahasiswa

Saya seorang yang hobi traveling dan membaca. Es coklat mood bosternya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wawasan Kebhinekaan Global: Rumah Indonesia Sebagai Akar Kebhinekaan Global

30 Oktober 2023   10:50 Diperbarui: 30 Oktober 2023   11:08 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi 1. Kegiatan diklat wawasan kebhinekaan global

Minggu, 29 Oktober 2023 dilaksanakan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global secara daring yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang. Diklat tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan pembelajaran program PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahap 2 Tahun 2023. Kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa PPG yang tersebar di seluruh program studi PPG Dalam Jabatan Universitas negeri Malang tak terkecuali program studi pemasaran yang berjumlah 39 mahasiswa. Dan dibimbing oleh dosen Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd, M.Pd selaku narasumber.

Diklat Wawasan Kebhinekaan Global tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan sikap toleransi mahasiswa PPG sebagai calon guru yang profesional yang nantinya akan diimplementasikan dan disampaikan kepada peserta didik di sekolah tempat mengajar.

Diklat tersebut, memahamkan kepada peserta pentingnya toleransi dalam konteks dunia sehingga diharapkan terjadinya toleransi dalam pergaulan sesama warga dunia dan mengetahui contoh-contoh toleransi di berbagai Negara. Peserta juga akan belajar tentang realitas Indonesia yang sangat beragam serta bagaimana sikap yang harus diambil sebagai warga negara. Selain itu juga terkait tantangan yang harus dihadapi terkait toleransi dan bisa dimulai dengan contoh- contoh tradisi dan praktek baik toleransi yang ada di Indonesia, toleransi pada personal (berdamai dengan diri) hingga terwujudnya sekolah damai.

Kegiatan dimulai pukul 08.00-17.00 WIB. Diawali dengan pretest untuk menguji pemahaman awal kami tentang wawasan kebhinekaan global dan diakhiri dengan posttest untuk menguji sejauh mana pemahaman wawasan kebhinekaan global yang kami pahami setelah pemaparan materi tersebut.

Dok Pribadi 2. Pemaparan materi oleh Narasumber
Dok Pribadi 2. Pemaparan materi oleh Narasumber

Wawasan kebhinekaan global membahas 5 menu (topik) yang disajikan di dalam Rumah Indonesia. Menu-menu tersebut antara lain:

1. Kebhinekaan Global (Dunia yang berwarna)

Materi ini membahas sikap toleransi dalam konteks yang lebih luas yaitu konteks dunia dalam merespon setiap perbedaan, seperti materi esensial apa akibat dan juga apa saja yang perlu untuk disiapkan di abad 21 ini dalam merespon kebhinekaan global. Melalui contoh-contoh yang lebih dekat dengan kita seperti penggunaan barang dalam negeri dan luar negeri. Penggunaan barang luar negeri seperti laptop, komputer, motor, mobil, film dan juga musik. Dalam konteks pendidikan kegiatan student exchange, penyerapan tenaga kerja lulusan keluar negeri, dan kerja sama bilateral antara lembaga pendidikan lainnya. Dalam hal ini bukan berarti tidak cinta dengan produk Indonesia, namun kita dapat membangun hubungan antar Negara dengan peran yang positif. Menurut Syakinah SMKS Al Falah Kraton Kabupaten Pasuruan yang merupakan salah satu peserta diklat wawasan kebhinekaan global mahasiswa PPG Dalam Jabatan kategori 1 tahap 2 tahun 2023 program studi pemasaran Universitas Negeri Malang.

2. Kebhinekaan Indonesia (Negeri Penuh Harmoni)

Membahas pada skala yang lebih kecil lagi yaitu skala nasional, bagaimana bersikap dalam menghadapi berbagai perbedaan yang ada. Memahami kebhinekaan Indonesia untuk mewujdukan profil pelajar pancasila. Konflik dan kekerasan bermula dari benih bias dan prasangka. Benih-benih kebencian, prasangka, bias jika dibiarkan akan tumbuh menjadi konflik, kekerasan hingga pembantaian atau genosida.

Pada materi tersebut juga dibahas konsep moderasi dalam beragama sebagai langkah dalam meningkatkan sikap toleransi antar umat beragama.

TOLERANSI adalah sikap "saling menghormati, saling menerima, dan saling menghargai ditengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi, dan karakter manusia" Sumber: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kami selalu menjunjung toleransi, menghargai dan menghormati. Dilingkungan sekolah kami terdiri dari beragam suku mulai dari jawa, Kalimantan, Sulawesi dll. Dalam hal ini tentu budaya dan bahasa kami juga berbeda. Akan tetapi kita tidak pernah membulli atau membeda-bedakan karena beda suku, budaya dan bahasa. Menurut Syakinah SMKS Al Falah Kraton Kabupaten Pasuruan

3. Kebhinekaan Dalam Skala Personal (Damai Mulai Dari Diri)

Kebhinekaan dalam skala personal, membahas tentang hal yang mendasar untuk mengenali diri dan identitas, dengan tujuan menghilangkan prasangka dalam setiap perbedaan dan menghargai keberagaman yang ada.

Dengan berjalannya waktu, sampailah pada perjalanan pribadi yang membawa perubahan positif dalam hidup kita dan komunitas di sekitar kita. Ini melibatkan pemahaman diri, empati terhadap orang lain, penolakan terhadap stereotip, dan pembangunan hubungan yang bermakna. Melalui penghormatan terhadap keunikan individu dan kelompok, kita dapat menciptakan dunia yang lebih inklusif, toleran, dan harmonis. Dalam proses ini, keberagaman bukanlah suatu tantangan, tetapi suatu kekayaan yang memperkaya kehidupan kita secara mendalam.

4. Sekolah Bhineka (Sekolahku yang Bhinneka)

Kebhinekaan dalam skala sekolah materi ini mengajarkan bagaimana memahami dan membangun budaya positif/damai di lingkungan sekolah, serta pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mewujudkan budaya damai di sekolah.

Kebhinekaan di dalam konteks sekolah mencakup pengakuan, penghargaan, dan penghormatan terhadap perbedaan-perbedaan budaya, agama, etnis, dan latar belakang sosial di antara siswa, guru, dan staf sekolah. Refleksi kebhinekaan di sekolah dapat tercermin dalam berbagai aspek, termasuk:

      1) Kebijakan anti diskriminasi

Penghormatan terhadap agama : Menyediakan fasilitas dan waktu untuk siswa ibadah sesuai dengan keyakinan agama masing-masing

Penanggulangan bullying :Mengimplementasikan kebijakan anti-bullying yang melibatkan seluruh komunitas sekolah untuk melindungi siswa dari pelecehan atau intimidasi berbasis budaya atau etnis.

      2) Partisipasi orang tua :

Melibatkan orangtua : Mengundang orangtua siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan memberikan masukan tentang cara meningkatkan kebhinekaan di sekolah

Membuka jalur komunikasi : Membuka jalur komunikasi antara sekolah dan keluarga siswa untuk memahami lebih baik kebutuhan budaya dan agama siswa.

Menurut Syakinah, dilingkungan sekolah kami SMKS Al Falah Kraton Kabupaten Pasuruan yang berbasis pesantren, tentu saja santri dan siswa kami dari berbagai suku dan daerah. Tidak hanya penduduk sekitar tetapi dari luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Bali. Dalam hal ini tentu budaya dan bahasa kami juga berbeda. Akan tetapi kita tidak pernah membulli atau membeda-bedakan mereka yang berbeda suku, budaya dan bahasa. Kita saling belajar, menghormati, toleransi dengan sesama dan saling tolong-menolong.

5. Sekolah Damai (Sekolahku yang Damai)

Sekolah damai, materi ini mengenalkan beberapa konsep tentang sekolah damai dan juga mengenali tantangan dalam upaya membangun sekolah damai. Setiap materi dibahas dengan menggunakan alur M-A-R-K-A (Mulai dari diri-Aktivitas-Refleksi-Konsep-Aplikasi). Pendidikan perdamaian menyentuh pada tiga komponen, yaitu siswa, guru dan orang tua siswa. Ketiga komponen tersebut merupakan pelaku aktif proses penanaman nilai-nilai luhur dalam pendidikan perdamaian. Peran guru adalah sebagai pendidik nilai-nilai dan pengajar ilmu pengetahuan. Siswa adalah generasi muda yang akan meneruskan keberlangsungan bangsa yang diharapkan berperan pada sosialisasi nilai-nilai budaya damai anti kekerasan pada rekan sebaya. Orang tua adalah mitra guru yang mampu mendorong, mendukung dan mengembangkan aktualisasi atau pelaksanaan budaya damai tanpa kekerasan.

Sekolah yang aman, menyenangkan,dan menciptakan budaya damai. Untuk itu perlu komponen yang menunjang ketercapaian sekolah damai adalah Menghargai perbedaan (agama, suku, bahasa dan budaya), No bullying (merangkul, saling menyanyangi teman, menghargai, toleransi, tidak mendiskriminasi), Sekolah Ramah Anak (SRA), Nyaman sekolahku nyaman lingkunganku (Proses Belajar dan Mengajar (PBM) yang ramah, bapak dan ibu guru dan tenaga pendidikannya terlatih untuk hak-hak anak pada SRA, Sarana dan prasarana yang ramah anak, keikutsertaan anak juga partisipasi orangtua, ataupun lembaga yang berkaitan dan/atau peduli dengan sekolah) sehingga anak-anak senang bersekolah, dan sekolah bisa menjadi rumah kedua yang nyaman.

Kelima menu (topik) yang disampaikan oleh dosen pengampu, saling berkaitan satu sama lain yang sangat menjunjung tinggi pentingnya menanamkan dan menumbuhkan kesadaran diri untuk saling menjaga toleransi bersama dan kebhinekaan.

Salah satu aspek penting dalam kegiatan wawasan kebinekaan global adalah pendidikan. Melalui kurikulum yang inklusif dan diversifikasi, institusi pendidikan dapat memperkenalkan siswa pada berbagai budaya, nilai-nilai, dan tradisi yang ada di seluruh dunia. Melalui belajar tentang kebudayaan yang berbeda, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang persamaan dan perbedaan yang ada antara mereka dan orang lain. Misalnya melalui pertukaran pelajar (student exchange), penyerapan tenaga kerja lulusan ke luar negeri, serta kerja sama bilateral antar lembaga pendidikan lainnya)

Selain pendidikan, kegiatan wawasan kebhinekaan global juga dapat dilakukan melalui pertukaran budaya, program relawan, atau kegiatan lintas budaya. Pertukaran budaya memungkinkan individu untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dari latar belakang yang berbeda. Pada lingkungan yang saling menghormati dan terbuka, peserta dapat belajar satu sama lain dan mengembangkan keterampilan interpersonal yang penting dalam memahami dan menghargai perbedaan.

Pada proses tersebut, mereka akan terlibat dengan orang-orang berlatar belakang budaya berbeda dan akan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan dan kebutuhan masyarakat. Melalui interaksi langsung ini, individu dapat belajar tentang nilai-nilai, adat istiadat, dan perspektif yang berbeda, yang pada gilirannya akan memperluas pemahaman mereka tentang dunia.

Dunia semakin terhubung dan kompleks saat ini, kegiatan wawasan kebinekaan global memiliki peran penting dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan pengertian antar budaya. Melalui pelibatan individu dalam kegiatan yang mendorong pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman global, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis di masa depan. Dan dalam lingkungan sekolah terwujudnya sekolah impian, damai sekolahku.

Dok Pribadi 3. Memaparkan Hasil Diklat
Dok Pribadi 3. Memaparkan Hasil Diklat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun