Mohon tunggu...
SYAKILLA ZAHRA
SYAKILLA ZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan: Perspektif Teori Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi

8 November 2024   02:01 Diperbarui: 8 November 2024   02:17 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat dan Teman Sebaya: Interaksi dengan teman-teman dan lingkungan sosial memperkaya pengalaman anak, mempengaruhi gaya komunikasi, sikap sosial, dan norma yang diikuti.

Lingkungan Alam: Kondisi alam, termasuk iklim dan akses terhadap sumber daya, juga mempengaruhi perkembangan fisik dan mental. Misalnya, anak yang tumbuh di lingkungan yang kaya akan aktivitas fisik cenderung memiliki kecenderungan fisik yang lebih aktif.

Teori-teori dalam Psikologi Perkembangan: Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi

Para ahli psikologi perkembangan telah mengembangkan teori-teori untuk memahami bagaimana hereditas dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangan manusia.

Teori Nativisme: Teori ini, yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer, menekankan pentingnya faktor bawaan atau genetik. Penganut teori nativisme percaya bahwa karakteristik dan kemampuan utama individu ditentukan oleh faktor keturunan. Contohnya adalah seorang anak yang berbakat dalam seni meskipun tanpa pelatihan formal. Penganut teori ini berpendapat bahwa karakteristik tersebut sudah ada sejak lahir dan bukan hasil dari lingkungan.

Teori Empirisme: Sebaliknya, teori empirisme, yang digagas oleh John Locke, menganggap bahwa manusia pada dasarnya adalah seperti "tabula rasa" atau "kertas kosong." Locke berpendapat bahwa perkembangan individu lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman dan pendidikan. Seorang anak yang tumbuh di lingkungan yang sangat mendukung pendidikan, misalnya, akan mengembangkan kemampuan intelektual dan sosialnya seiring waktu. Teori empirisme melihat lingkungan sebagai faktor utama dalam membentuk karakter seseorang.

Teori Konvergensi: Teori ini, yang dipelopori oleh William Stern, menggabungkan pandangan nativisme dan empirisme. Menurut Stern, perkembangan individu adalah hasil dari interaksi antara hereditas dan lingkungan. Misalnya, seorang anak mungkin mewarisi bakat musik dari orang tuanya, tetapi bakat ini akan berkembang optimal jika anak tersebut mendapatkan pelatihan musik dan dukungan dari lingkungannya. Dalam pandangan teori konvergensi, perkembangan optimal terjadi ketika faktor bawaan didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun