Dari bahasan-bahasan tersebut, pokok bahasan tentang penekanan dan paralelisme merupakan pokok bahasan yang sangat relevan dengan konsep kohesi wacana.
- Penekanan, Pralelisme, dan Elipsi
B. Fungsi WacanaÂ
Wacana adalah bagian dari proses komunikasi yang sesuai dengan fungsi dari keberadaan wacana itu sendiri. Fungsi wacana sama dengan tujuan dari komunikasi dilakukan. Dalam buku berjudul Analisis Wacana: Konsep, Teori, dan Aplikasi (2019) oleh Eti Setiawati dan Roosi Rusnawati, fungsi wacana adalah berkaitan dengan tujuan manusia melakukan komunikasi. Dapat diketahui fungsi wacana adalah memberikan informasi, meyakinkan, menggambarkan, dan memaparkan atau menceritakan suatu kejadian.
- Wacana Informasi
Fungsi wacana informasi adalah apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa.
- Wacana Estetik
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
- Wacana Ekspresif
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato.
- Wacana direktif
Fungsi wacana adalah apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah. Laudia Tysara (2022)
 C. Jenis-jenis Wacana
Wacana itu ada berbagai jenis. Berbagai jenis wacana itu dapat dikelompokkan menurut dasar tertentu. Dasar pengelompokan itu antara lain (a) media yang dipakai untuk mewujudkannya, (b) Keaktifan partisipan komunikasi, (c) Tujuan pembuatan wacana, (d) bentuk wacana, (e) langsung tidaknya pengunkapan wacana, (f) genre sastra, (g) isi wacana, dan (h) dunia maya (periksa Baryadi 2002).
Berdasarkan media yang dipakai untuk mewujudkannya, dapat dikemukakan dua jenis wacana, yaitu (a) wacana lisan (spoken discourse) dan (b) wacana tertulis (writen discourse). Wacana lisan adalah wacana yang dihasilkan dengan diucapkan. Wacana lisan diterima dan dipahami dengan cara mendengarkannya. Wacana lisan sering dikaitkan dengan wacana interaktif (interactive discourse) karena wacana lisan dihasilkan dari proses interaksi atau hubungan komunikatif secara verbal antarpartisipan komunikasi (Tarigan 1987: 52). Sedangkan wacana tertulis adalah wacana yang diwujudkan secara tertulis, si penerima harus membacanya. Wacana sering dikaitkan dengan wacana noninteraktif (noninteractive discourse) karena proses pemproduksian wacana ini tidak dapat langsung ditanggapi oleh penerimanya (Baryadi 1989: 4). Contoh jenis wacana tertulis adalah surat, pengumuman tertulis, berita di surat kabar, tajuk rencana, iklan cetak, cerita pendek, novel, naskah drama, wacana prosedural, dan undang-undang.
Berdasarkan keaktifan partisipan komunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Wacana monolog (monologue discourse)