Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

By by Gen Alpha Welcome Gen Beta 2025-2039

6 Desember 2024   13:25 Diperbarui: 6 Desember 2024   15:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gen Beta (2025-2039) (Prokal.com)

Menilik Perjalanan Generasi dari Silent Hingga Beta: Apa yang Kita Pelajari dan Harapkan? (Ahmad Syaihu)


Perjalanan lintas generasi adalah cerminan dari perubahan sosial, budaya, dan teknologi yang terjadi di dunia. Kini, Gen Alpha yang lahir pada 2013--2024 bersiap memberikan tongkat estafet kepada Gen Beta, generasi yang akan mulai hadir pada 2025. Pergantian ini adalah momen bersejarah untuk melihat kembali kontribusi generasi sebelumnya.

Generasi Sebelum Teknologi: Disiplin dan Stabilitas

  1. Silent Generation (1928--1945):
    Kesulitan ekonomi dan perang membentuk generasi ini menjadi individu disiplin dan konservatif. Mereka berfokus pada keluarga, pekerjaan, dan stabilitas. Meski tidak vokal, kontribusi mereka menciptakan dasar modernitas.

  2. Baby Boomers (1946--1964):
    Optimisme dan stabilitas ekonomi pasca-Perang Dunia II memberikan peluang bagi Baby Boomers untuk menjadi pelopor perubahan sosial. Mereka mengubah wajah politik, ekonomi, dan budaya dengan kegigihan mereka.

  3. Generasi X (1965--1980):
    Sebagai generasi transisi menuju era teknologi, mereka adaptif dan mandiri. Generasi ini menjadi saksi pertama revolusi teknologi seperti komputer dan internet yang mulai mengubah pola hidup.

Era Digital: Adaptasi dan Kesadaran Global

  1. Generasi Milenial (1981--1996):
    Milenial adalah generasi yang tumbuh berdampingan dengan teknologi digital. Mereka terbuka terhadap perubahan, peduli pada isu global, dan menjadi penggerak inovasi.

  2. Generasi Z (1997--2012):
    Digital natives ini adalah generasi yang lahir di tengah kemajuan teknologi pesat. Mereka memiliki kesadaran tinggi terhadap keberlanjutan dan keadilan sosial, menjadikan mereka generasi yang terhubung secara global.

  3. Generasi Alpha (2013--2024):
    Tumbuh dengan teknologi canggih seperti AI dan VR, mereka kritis terhadap informasi dan adaptif terhadap kemajuan. Mereka mewakili generasi yang sangat berorientasi pada teknologi.

Gen Beta 2025-2039 (Tribun Kaltim)
Gen Beta 2025-2039 (Tribun Kaltim)

Menanti Era Gen Beta: Harapan dan Tantangan

Generasi Beta diperkirakan lahir di dunia yang semakin didominasi teknologi. Kehadiran robotika, AI, dan IoT akan menjadi bagian integral dari kehidupan mereka. Pendidikan digital, gaya hidup otomatis, serta tantangan global seperti perubahan iklim akan membentuk pola pikir mereka. Gen Beta diharapkan menjadi generasi yang kreatif, inovatif, dan mampu menghadapi tantangan masa depan.

Masa Depan Berlandaskan Warisan Generasi Sebelumnya

Setiap generasi memberikan kontribusi unik yang membentuk jalan bagi generasi berikutnya. Dari Silent Generation yang membangun stabilitas hingga Gen Alpha yang memperkenalkan kecanggihan teknologi, Gen Beta memiliki peluang besar untuk melanjutkan perjalanan ini. Meskipun dunia terus berubah, semangat belajar dan beradaptasi akan menjadi kunci untuk menghadapi masa depan yang semakin kompleks.

Dampak Positif Gen Alpha di Indonesia

Generasi Alpha, yang tumbuh dalam era kecanggihan teknologi seperti AI, VR, dan AR, memberikan sejumlah dampak positif bagi Indonesia. Salah satu dampak utamanya adalah kemampuan mereka dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai generasi yang sangat adaptif, Gen Alpha cenderung lebih cepat memahami teknologi baru, sehingga berpotensi menjadi inovator di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Selain itu, Gen Alpha memiliki karakter yang kritis dalam menerima informasi, yang membantu mereka menjadi generasi yang lebih selektif dan bijaksana di tengah banjirnya informasi digital. Kesadaran mereka terhadap isu global, seperti keberlanjutan dan keadilan sosial, juga memberikan kontribusi positif dalam mengedukasi masyarakat dan mendorong perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Dalam konteks Indonesia, Gen Alpha diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang signifikan. Dengan pendidikan berbasis teknologi yang semakin berkembang, mereka dapat menjadi tenaga kerja yang kompeten dan inovatif, mempersiapkan Indonesia untuk bersaing di panggung global. Kolaborasi antara Gen Alpha dan generasi sebelumnya juga berpotensi menciptakan sinergi untuk mengatasi tantangan nasional, seperti pemerataan pendidikan dan pembangunan infrastruktur.

Gen Beta (Inspirasi Nusantara)
Gen Beta (Inspirasi Nusantara)

Dampak Negatif Gen Alpha di Indonesia

Meskipun membawa banyak potensi, kehadiran Gen Alpha juga memunculkan beberapa dampak negatif bagi Indonesia. Salah satu yang paling menonjol adalah ketergantungan mereka pada teknologi. Karena tumbuh di era digital, Gen Alpha cenderung sulit lepas dari perangkat teknologi seperti ponsel dan komputer. Ketergantungan ini dapat mengurangi interaksi sosial langsung, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat.

Selain itu, paparan yang tinggi terhadap teknologi juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik dan mental. Misalnya, kebiasaan duduk terlalu lama di depan layar dapat menyebabkan masalah postur tubuh, sementara akses tak terbatas ke internet dapat memicu kecemasan, depresi, atau ketergantungan media sosial.

Dari sisi budaya, dominasi teknologi dalam kehidupan Gen Alpha juga dikhawatirkan dapat mengikis nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas Indonesia. Gaya hidup modern yang diadopsi oleh generasi ini berpotensi menciptakan jarak dengan generasi sebelumnya, sehingga muncul kesenjangan budaya dan komunikasi antar-generasi.

Jika tidak diimbangi dengan pendidikan karakter dan pengawasan yang memadai, dampak negatif ini dapat menghambat potensi besar yang dimiliki Gen Alpha untuk membangun Indonesia

Wasana Kata

Gen Alpha membawa dampak besar bagi Indonesia, baik positif maupun negatif. Dari sisi positif, generasi ini berpotensi menjadi inovator dalam berbagai bidang berkat adaptasi cepat terhadap teknologi, kesadaran kritis terhadap isu global, dan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital. 

Namun, dampak negatif seperti ketergantungan teknologi, gangguan kesehatan fisik dan mental, serta kemungkinan terkikisnya nilai-nilai tradisional juga perlu diantisipasi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik, seperti pendidikan karakter dan pengawasan teknologi, untuk memaksimalkan potensi Gen Alpha sekaligus meminimalkan dampaknya, agar generasi ini mampu menjadi pilar yang kuat bagi masa depan Indonesia.  

Salam perubahan, 6 Desember 2024

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun