Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ganti Menteri Ganti Kebijakan: UN Dihapus di Era Nadiem Makarim Akan Dihidupkan Lagi Era Abdul Mu'ti

30 Oktober 2024   11:15 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:28 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolase Gambar Ketua Komis X DPR RI dan Mendikdasmen (dokpri)
Kolase Gambar Ketua Komis X DPR RI dan Mendikdasmen (dokpri)

Bagaimana Kemendikdasmen dan DPR mengambil keputusan tentang UN?

Pengembalian UN juga mengundang pro dan kontra dari masyarakat. Bagi sebagian orang, UN masih dianggap sebagai simbol "penyaringan" yang memberi bobot lebih pada proses pendidikan formal. Mereka berpendapat bahwa UN mampu memberi parameter yang jelas dan terstandar bagi siswa dalam persiapan mereka ke jenjang pendidikan selanjutnya. Di sisi lain, kelompok lain menilai bahwa UN terlalu menekankan pada aspek kognitif dan mengabaikan keterampilan non-akademik siswa yang juga penting. Oleh karena itu, muncul permintaan agar jika UN diberlakukan kembali, formatnya diperbarui dengan memperhatikan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan yang relevan dengan perkembangan dunia saat ini.

Wasana Kata

Di tengah polemik ini, Abdul Mu'ti dan Komisi X DPR RI diharapkan dapat menghadirkan kebijakan yang inklusif dan adaptif. Mereka perlu memastikan bahwa keputusan yang diambil mengenai UN dapat merangkul kepentingan semua pihak dan, yang lebih penting, mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Hetifah, "Kami terbuka terhadap perubahan, dan setiap keputusan harus mampu memberikan solusi yang berkelanjutan."

Kembalinya UN bisa menjadi momentum penting bagi pendidikan Indonesia, namun tetap membutuhkan persiapan dan kajian yang matang agar hasilnya optimal bagi masa depan pendidikan tanah air

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun