"Siska, aku ingin bicara. Aku merasa ada yang hilang dalam diriku sejak kita menikah. Rasanya aku kehilangan jati diriku," ujar Andi dengan suara lirih.
Siska terdiam sejenak, lalu meraih tangan Andi, "Aku juga merasakan perubahan, Andi. Tapi aku tidak tahu bagaimana harus membicarakannya. Mungkin kita perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru ini."
Pembicaraan itu menjadi titik balik bagi Andi dan Siska. Mereka mulai mencari cara untuk menjaga keseimbangan antara peran mereka sebagai suami istri dengan individualitas mereka. Siska mulai mengurangi intensitas keterlibatan Ibu Yuli dalam urusan rumah tangga mereka, sementara Andi mulai melibatkan Siska lebih dalam dalam pengambilan keputusan.
Dalam prosesnya, mereka juga belajar untuk saling mendukung dalam mengejar mimpi masing-masing. Andi tetap mengejar karirnya dengan dukungan penuh dari Siska, dan sebaliknya, Andi menjadi pendukung setia dalam setiap langkah Siska.
Perlahan tapi pasti, Andi mulai merasa lebih utuh. Kehidupan pernikahannya tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai petualangan yang penuh dengan pelajaran berharga. Andi dan Siska semakin memahami bahwa pernikahan bukanlah akhir dari kehidupan pribadi mereka, tetapi sebuah awal baru yang memungkinkan mereka tumbuh bersama.
Sementara itu, hubungan Andi dengan mertua, khususnya Ibu Yuli, juga mulai membaik. Dengan Siska yang menjadi perantara, mereka mulai memahami dan menghargai batasan-batasan masing-masing. Ibu Yuli pun belajar untuk memberi ruang bagi Andi dan Siska untuk mandiri dalam rumah tangga mereka.
Akhirnya, apa yang dirasakan Andi sebagai kehilangan berubah menjadi penemuan baru tentang makna cinta dan kebersamaan. Andi menemukan kembali dirinya yang hilang, namun dalam versi yang lebih dewasa dan bijaksana.
Seiring waktu, Andi menyadari bahwa pernikahan bukanlah tentang kehilangan diri, tetapi tentang menemukan kembali diri dalam konteks yang lebih luas dan mendalam. Dan dengan dukungan dari orang-orang terkasih, ia menemukan bahwa kehilangan yang ia rasakan adalah langkah pertama menuju penemuan jati diri yang sejati.
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H