Study Tour Tumbuhkan Kreativitas dan Menambah Wawasan SiswaÂ
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo menegaskan bahwa kegiatan study tour atau pembelajaran di luar kelas untuk siswa SD dan SMP tetap diperbolehkan selama mengikuti aturan yang telah ditetapkan.Â
Pernyataan ini datang sebagai respons atas kecelakaan bus yang membawa pelajar study tour di Subang, Jawa Barat, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat.
Kepala Disdikbud Kabupaten Sidoarjo, DR Tirto Adi, menjelaskan bahwa outing class atau pembelajaran di luar sekolah merupakan bagian dari kebijakan resmi yang diatur melalui Peraturan Bupati (Perbup) Sidoarjo.Â
Menurutnya, outing class bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas dan menambah pengetahuan siswa dari pengalaman di luar sekolah. Namun, kegiatan ini harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Perbup Sidoarjo.
Diatur Dalam Peraturan Bupati
Perbup Sidoarjo No. 29 Tahun 2021 mengatur secara rinci mengenai jarak dan persyaratan outing class. Untuk siswa SD, kegiatan harus dilaksanakan dalam radius 100 kilometer dari sekolah, sementara untuk siswa SMP, radiusnya mencapai 400 kilometer. Tirto menekankan pentingnya transparansi biaya outing class antara pihak sekolah dan orang tua murid, memastikan kegiatan ini tidak memberatkan dan tetap dalam batas kemampuan finansial keluarga siswa.
Selain itu, Tirto mengimbau agar kegiatan outing class sebaiknya dilaksanakan di wilayah Sidoarjo, yang memiliki banyak tempat wisata bersejarah seperti Candi Pari, Candi Dermo, dan Makam Dewi Sekardawu. Melaksanakan kegiatan di wilayah Sidoarjo tidak hanya lebih aman dan terjangkau, tetapi juga membantu siswa mengenal dan mencintai sejarah serta budaya lokal.
Tanggapan Warga dan Walimurid
Namun, tanggapan dari orang tua dan anggota DPRD setempat menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap kegiatan study tour. Budi Santoso, salah satu wali murid, mengungkapkan bahwa risiko kegiatan tersebut lebih besar daripada manfaat yang diperoleh siswa. Menurutnya, perjalanan jauh di luar kota membawa risiko tinggi yang tidak sebanding dengan pengalaman belajar yang didapatkan. Ia menyarankan agar kegiatan tersebut dibatasi atau bahkan dihapuskan jika terlalu berisiko.