Perubahan tidak pernah dapat dibendung. Setiap saat, perubahan selalu datang silih berganti. Demikianlah hukum alam semesta sebagai makhluk Tuhan. Ia memiliki hakikat yang selalu berubah. Berbeda dengan Tuhan yang tidak berubah dan kekal abadi selamanya.
Sebagai bagian dari alam semesta, manusia termasuk makhluk yang sangat istimewa. Mereka mampu beradaptasi terhadap segala perubahan yang ada. Sudah berapa banyak hewan dan tumbuhan yang punah akibat tidak mampu menyesuaikan diri? Akan tetapi, manusia tetap eksis hingga hari ini.
Manusia mampu bertahan dari berbagai serangan ataupun bencana. Akhir 2019, dunia digegerkan oleh coronavirus yang kemudian menjadi pandemi Covid-19. Semua negara berusaha bertahan dengan menerapkan banyak kebijakan, termasuk kebijakan lockdown. Banyak bisnis gulung tikar karena tak mampu beradaptasi. Jutaan manusia pun meninggal karena terserang virus mematikan itu.
Orang-orang psimis mungkin berpikir, itu adalah momen kiamat yang akan membinasakan umat manusia. Namun, kenyataannya tidak demikian. Manusia terus berusaha untuk bertahan dan berinovasi agar tetap eksis dan progresif. Berbagai penelitian dilakukan untuk memastikan bencana itu dapat dilewati.
Di bidang kesehatan, para ahli melakukan penelitian agar dapat menemukan obat terbaik. Di bidang bisnis, penelitian-penelitian juga dilakukan agar bisnis dapat bertahan dan berkembang. Bahkan, para ahli juga berusaha melakukan sejumlah penelitian untuk melihat peluang-peluang baru.
Secara perlahan, manusia mampu bangkit kembali. Kebiasaan-kebiasaan baru muncul. Bisnis-bisnis baru dan berbagai variasi model bisnis pun bermunculan. Bahkan, berbagai inovasi seolah-olah tumbuh jauh lebih cepat dari sebelum-sebelumnya.
Sebelum ada pandemi Covid-19, begitu sulit meyakinkan orang bahwa transformasi digital dalam segala bidang harus segera dilakukan. Akan tetapi, ketika Covid-19 menyerang, semua orang dipaksa untuk melakukan transformasi digital. Digitalisasi dunia pendidikan hingga dunia pekerjaan seolah sudah menjadi keharusan.
Daya Kreasi
Uniknya, manusia tidak seperti makhluk-makhluk lain yang hanya berusaha beradaptasi dengan segala perubahan. Manusia juga memiliki daya kreasi yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain. Ketika perubahan datang, manusia tidak sekadar bertahan, akan tetapi juga berusaha melihat peluang-peluang baru yang dapat dimanfaatkan.
Dengan kemampuan daya kreasi tersebut, perubahan semakin tidak dapat dihentikan. Ketika alam memberikan sinyal perubahan, manusia secara naluriah segera mencari cara untuk bertahan dan berkembang.
Ketika alam menghadirkan Covid-19, manusia mengembangkan berbagai alat untuk memastikan kehidupan dapat tetap berjalan. Sebagai contoh, muncul alat-alat atau aplikasi-aplikasi baru yang dapat dipakai untuk kerja jarak jauh.
Akibatnya, pengaturan kerja yang fleksibel dan sistem kerja jarak jauh dikembangkan besar-besaran. Sistem kerja freelance atau paruh waktu juga menjadi buming. Di bidang pendidikan pun berkembang berbagai model learning management system yang membantu pengajar dan pelajar terhubung secara jarak jauh dan mudah.
Dari sini dapat dilihat betapa perubahan tidak selalu berarti sebuah kebinasaan. Perubahan dapat dipandang sebagai sebuah momen untuk berkembang lebih baik lagi. Perubahan adalah alat untuk mendorong seseorang agar tidak stagnan dan binasa ditelan zaman.
Karena perubahan tidak selalu masuk dalam buku agenda, perubahan dapat datang secara tiba-tiba, di luar nalar manusia, maka penting bagi seseorang untuk memiliki pola pikir berkembang (growth mindset).
Seseorang perlu memiliki wawasan yang luas untuk dapat melihat berbagai peluang yang hadir bersama perubahan. Seseorang perlu menyadari bahwa kedatangan perubahan itu pasti terjadi sehingga pemikiran harus terbuka untuk menerimanya.
Seseorang tidak dapat memaki-maki perubahan yang datang. Namun, yang perlu dilakukan adalah melihat peluang pada setiap perubahan untuk dimanfaatkan. Pola pikir yang tidak berkembang atau menutup diri dari perubahan tentu bukan solusi terbaik. Justru menutup diri dari perubahan berarti siap untuk mati tertelan.
Hingga tahun 2000-an, perusahaan Nokia dan Kodak begitu berjaya. Namun, ketika muncul handphone Android dan iOS dengan segala pengembangannya yang tiada henti, dua perusahaan tersebut diam-diam tiarap dan tenggelam.
Sebelum ada Facebook, pernah pula ada media sosial bernama Friendster dan MIRC. Akan tetapi, dua media sosial itu tiba-tiba hilang di tengah bumingnya aplikasi BBM dan Facebook. Tak lama kemudian aplikasi BBM pun tenggelam digulung oleh perkembangan pesat Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, dan Threeds.
Namun demikian, meskipun manusia harus adaptif terhadap perubahan, manusia juga perlu memiliki filter agar tidak terjerumus ke jurang kebinasaan. Adaptif bukan berarti mengikuti secara serampangan. Itulah kenapa manusia perlu terus mengembangan daya kreasi dan growth mindset yang dimiliki.
Daya kreasi dan growth mindset akan memastikan manusia mampu melihat peluang positif dari setiap perubahan yang terjadi dan pengembangannya. Daya kreasi dan growth mindset akan memastikan seseorang tidak hanya diam berpangku tangan ketika perubahan datang.
Oleh karena itu, banyak belajar menjadi kunci penting bagi seseorang yang ingin dapat beradaptasi dengan perubahan. Belajar dari berbagai hal, dari pengalaman diri sendiri dan pengalaman orang lain, belajar dari membaca atau berdiskusi.
Sejarah menunjukkan bahwa hanya mereka yang mau terus dan selalu belajarlah yang mampu eksis dan berkembang. Sementara mereka yang enggan untuk belajar akan tenggelam dan dilibas oleh perubahan zaman. Belajar bukan saja sebuah kewajiban, tapi juga kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari.
Perubahan tidak pernah menunggu seseorang yang sedang asyik rebahan. Perubahan akan menjadi peluang bagi mereka yang senantiasa menyiapkan diri dengan segala potensi dan kompetensi. Perubahan tidak pernah mentolerir orang-orang yang enggan menyesuaikannya, tapi perubahan akan sangat indah bagi mereka yang berhasil beradaptasi di dalamnya.
Gunungsari Surabaya, 5 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H