Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

4 Tips Mengendalikan Keinginan, Menguatkan Keuangan

28 Agustus 2023   11:13 Diperbarui: 30 Agustus 2023   20:59 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, menentukan prioritas. Memenuhi keinginan bukan tidak boleh. Hanya saja mengendalikannya jauh lebih baik. Baik keinginan maupun kebutuhan pasti memiliki urutan prioritas. Seseorang dapat membuat urutan prioritas dari penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, tidak penting dan mendesak, serta tidak penting dan tidak mendesak.

Contoh kebutuhan yang termasuk penting dan mendesak adalah ketika gas di dapur sudah habis sementara harus memasak untuk sarapan. Beras sudah habis sementara perut satu keluarga sudah terasa lapar. Seorang perempuan yang sudah akan melahirkan sehingga perlu segera dibawa ke pelayanan kesehatan.

Contoh kebutuhan yang penting, namun tidak mendesak. Seseorang memerlukan asuransi kesehatan, dana pendidikan yang masih akan digunakan satu tahun mendatang atau lebih, dan sebagainya.

Setiap orang dapat mengategorikan sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Sebab kebutuhan dan keinginan setiap orang tidak selalu sama. Sebagai contoh, bagi seorang siswa, alat tulis termasuk kebutuhan penting dan mendesak, namun bagi seorang bayi, tentu alat tulis tidak termasuk kategori penting dan mendesak.

Melakukan pengategorian semacam ini sangat berguna untuk mengendalikan keinginan dan membimbing seseorang pada kehidupan yang jauh lebih bersahaja. Pengategorian akan membuat seseorang lebih fokus terhadap hal-hal yang harus dipenuhi.

Ketiga, bersabar. Tidak semua kebutuhan dan keinginan dapat terpenuhi secara instan. Semua memerlukan proses dan kesabaran. Semua memerlukan waktu yang terkadang tidak sebentar. Oleh karena itu, kesabaran menjadi kunci agar kebutuhan dan keinginan dapat terpenuhi dengan baik.

Telah banyak contoh nyata orang yang ingin segera memenuhi kebutuhan dan keinginannya, namun tidak diiringi dengan kesabaran. Sebagian di antaranya adalah terjerumus ke jurang korupsi yang justru membuatnya terhina. Ada pula yang terperosok ke jurang-jurang penipuan.

Kesabaran tidak hanya membuat seseorang lebih gigih dan tenang dalam berproses, tapi juga membuat seseorang lebih terhormat. Sebaliknya, tanpa kesabaran, seseorang akan mudah terperosok ke jurang kehancuran dan kehinaan.

Keempat, bersyukur. Keinginan yang terus berkembang dan tak terkendali sangat berisiko. Dia akan membuat seseorang sibuk memikirkan apa yang belum dimiliki sehingga lupa untuk mensyukuri yang sudah dimiliki. Akibatnya, dia juga akan lalai dalam memaksimalkan manfaat dari hal-hal yang sudah dimiliki.

Bersyukur yang tampaknya sederhana sebenarnya memiliki keajaiban yang luar biasa. Bersyukur bukan berarti membuat seseorang pasif. Justru bersyukur seharusnya membuat seseorang lebih aktif memanfaatkan semua hal yang telah dimiliki untuk kemaslahatan umat manusia.

Ada semacam keyakinan dalam dunia keuangan. Dikatakan bahwa orang yang tidak mampu mengelola uang 10 ribu tidak akan diberi uang 100 ribu. Orang yang tidak mampu mengelola uang 100 ribu tidak akan diberi uang satu juta. Artinya, memanfaatkan dan mengelola apa yang kita miliki secara ajaib akan menjadi magnet untuk menarik hal-hal yang jauh lebih besar di masa depan. Itu adalah keajaiban bersyukur yang paripurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun