Setiap individu tidak bisa lepas dari hubungan sosial, yaitu pertemanan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendirian dalam waktu panjang. Mereka pasti membutuhkan orang lain untuk saling menolong, berbagi, dan sebagainya.
Namun, seseorang juga harus menyadari bahwa kehidupan kita sedikit banyak akan terpengaruh oleh teman.Â
Interaksi yang kita bangun, lambat laun akan menyesuaikan dengan irama karakter dan kebiasaan teman. Oleh karena itu, penting sekali bagi seseorang untuk memilih teman yang tepat.
Orang bijak mengatakan, bayangkanlah, jika suatu saat kamu ingin anakmu seperti teman-temanmu maka berarti kamu telah berteman dengan orang yang tepat. Akan tetapi, jika sebaliknya, maka sebaiknya kamu segera mencari teman yang baru.
Sementara para ahli keuangan mengatakan bahwa tingkat pendapatan seseorang tidak akan berbeda jauh dengan lima orang teman dekatnya. Oleh karena itu, jika kita ingin sukses, carilah teman-teman yang sukses. Kelilingilah diri kita dengan teman-teman yang sukses.
Tentu sulit bagi kita untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik bila kita berada di antara orang-orang yang destruktif.Â
Kita perlu memiliki impian dan menemukan orang-orang yang mendukung impian kita. Sebab kesalahan dalam memilih teman dapat merugikan diri sendiri.
Ada lima tips untuk membangun hubungan yang produktif. Bila kita telah memiliki sejumlah teman dekat, namun ternyata pertemanan kita belum produktif, tips ini dapat coba diterapkan.Â
Bagaimanapun mengubah teman tidak selalu mudah bagi sebagian orang. Bila itu terjadi, cobalah ubah haluan pertemanan yang semula kurang produktif menjadi lebih produktif dengan menerapkan lima tips ini.
Mendiskusikan ide
Mungkin kegiatan pertemanan kita sebelumnya hanya berupa main game atau nongkrong tanpa ada hal produktif. Cobalah untuk memunculkan satu ide kreatif.Â
Ide tersebut tidak harus tentang hal berat atau isu-isu nasional. Ide yang dimaksud bisa sekadar berupa pembentukan komunitas atau pembuatan program sederhana.
Diskusi ide tidak harus dilakukan secara formal atau tegang. Bisa jadi diskusi tersebut dilakukan sambil main game atau duduk santai sambil meminum kopi.Â
Semakin sering diskusi dilakukan, obrolan yang muncul akan semakin berisi. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan tidak akan lagi sekadar membincangkan orang lain atau hal-hal yang kurang berguna.
Sebuah pepatah mengatakan: orang hebat membicarakan gagasan, orang biasa membicarakan kejadian-kejadian di sekitar, dan orang kecil membicarakan orang lain.Â
Secara bertahap dan perlahan, kita bisa memulai untuk menjadi orang hebat dengan mendiskusikan ide dalam lingkaran pertemanan.
Membuat dan eksekusi programÂ
Dalam mendiskusikan ide mungkin tidak bisa dilakukan sekali dan hanya satu ide. Kita perlu melakukan berkali-kali dan cukup sering. Kemudian dari ide-ide yang acak itu, kita bisa melihat, mana yang berpotensi untuk dijadikan program atau karya nyata.
Bisa jadi di antara ide tersebut muncul keinginan untuk membuat program rutinan main futsal, bulu tangkis, atau apa pun.Â
Meskipun itu sederhana, namun percayalah itu jauh lebih berguna bagi kesehatan daripada sekadar main game di kamar atau nongkrong membicarakan hal-hal tak berguna.
Memberikan dampak bagi lingkungan
Jika solidaritas pertemanan semakin kuat dan bisa bekerja sama, kita bisa mengubah program rutinan tersebut menjadi sesuatu yang lebih berdampak.Â
Sebagai contoh, kita bisa membuat persahabatan atau kompetisi futsal dan mengajak lingkaran-lingkaran pertemanan lain untuk ikut. Jika itu terjadi, secara tidak langsung kita telah berhasil mengajak orang lain untuk melakukan hal-hal positif.
Tentu saja tahap ini tidak semudah yang dibayangkan, namun bukan berarti tidak mungkin. Oleh karena itu, pastikan lingkaran pertemanan kita solid terlebih dahulu.Â
Semua harus sudah benar-benar saling mengenal dan mau berlaku jujur. Sebab, bila di antara pertemanan kita ada yang suka berbohong, tahapan ini dapat menimbulkan perpecahan.
Kita bisa belajar dari proses pendirian Google atau Facebook. Dua perusahaan besar tersebut tidak berdiri karena seorang Bill Gates atau Mark Zuckerberg mendekam sendirian di kamar. Dua perusahan tersebut muncul karena pertemanan yang dibangun mendiskusikan ide dan mengeksekusinya menjadi karya nyata.
Kalaupun kita belum bisa membangun bisnis sebesar Google dan Facebook, namun setidaknya lingkaran pertemanan kita memberikan dampak positif bagi diri kita dan lingkungan sekitar kita.Â
Bagaimanapun, berkolaborasi dengan orang-orang yang sudah kita kenal akan jauh lebih nyaman daripada berkolaborasi dengan orang yang baru kita kenal. Karena itu, lingkaran pertemanan sebenarnya memiliki potensi yang dapat dioptimalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H