Jika solidaritas pertemanan semakin kuat dan bisa bekerja sama, kita bisa mengubah program rutinan tersebut menjadi sesuatu yang lebih berdampak.Â
Sebagai contoh, kita bisa membuat persahabatan atau kompetisi futsal dan mengajak lingkaran-lingkaran pertemanan lain untuk ikut. Jika itu terjadi, secara tidak langsung kita telah berhasil mengajak orang lain untuk melakukan hal-hal positif.
Tentu saja tahap ini tidak semudah yang dibayangkan, namun bukan berarti tidak mungkin. Oleh karena itu, pastikan lingkaran pertemanan kita solid terlebih dahulu.Â
Semua harus sudah benar-benar saling mengenal dan mau berlaku jujur. Sebab, bila di antara pertemanan kita ada yang suka berbohong, tahapan ini dapat menimbulkan perpecahan.
Kita bisa belajar dari proses pendirian Google atau Facebook. Dua perusahaan besar tersebut tidak berdiri karena seorang Bill Gates atau Mark Zuckerberg mendekam sendirian di kamar. Dua perusahan tersebut muncul karena pertemanan yang dibangun mendiskusikan ide dan mengeksekusinya menjadi karya nyata.
Kalaupun kita belum bisa membangun bisnis sebesar Google dan Facebook, namun setidaknya lingkaran pertemanan kita memberikan dampak positif bagi diri kita dan lingkungan sekitar kita.Â
Bagaimanapun, berkolaborasi dengan orang-orang yang sudah kita kenal akan jauh lebih nyaman daripada berkolaborasi dengan orang yang baru kita kenal. Karena itu, lingkaran pertemanan sebenarnya memiliki potensi yang dapat dioptimalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H