Mohon tunggu...
Syaifulloh
Syaifulloh Mohon Tunggu... Guru - Simposium Pendidikan

Penikmat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Matematika dengan Etnomatematika di SD Khadijah 2 Surabaya

15 Januari 2025   12:40 Diperbarui: 15 Januari 2025   12:40 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada LKPD 2, siswa diberi tantangan untuk membedakan antara prasasti dan arca. Aktivitas ini dilanjutkan dengan eksplorasi bangun datar pada masjid Sunan Ampel. Di sini, siswa belajar mencermati bentuk-bentuk geometris yang membangun arsitektur masjid, seperti segitiga, lingkaran, dan persegi panjang. Pendekatan ini memperlihatkan kepada siswa bahwa bangun datar memiliki peran penting dalam menciptakan keindahan dan harmoni dalam desain bangunan.

Metode yang digunakan Ustadzah Ulfa berbasis Realistic Mathematic Education (RME), sebuah pendekatan yang mengutamakan pembelajaran Matematika berbasis realitas. RME mendorong siswa untuk berpikir logis dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan contoh-contoh nyata, siswa tidak hanya memahami konsep, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selama dua jam pelajaran, suasana kelas tetap hidup dan penuh antusiasme. Siswa terlihat nyaman dan aman saat belajar. Aktivitas yang melibatkan diskusi, presentasi, dan eksplorasi visual berhasil membuat siswa terlibat secara aktif. Mereka juga dilatih untuk bernalar, bekerja sama, dan berpikir positif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Inovasi pembelajaran berbasis etnomatematika ini membawa siswa bahwa matematika dapat diajarkan dengan cara yang kreatif dan bermakna. Guru matematika SD Khadijah 2 Surabaya dalam memahami nilai-nilai budaya melalui pelajaran Matematika RME . Pendekatan seperti ini diharapkan dapat terus dikembangkan agar siswa yang berkarakter dan berprestasi sesuai perkembangan zaman. 

Ustadzah Ulfa menutup pembelajaran hari itu dengan penuh semangat dan harapan. "Anak-anak, kalian luar biasa hari ini. Diskusi dan argumen yang kalian sampaikan menunjukkan bahwa belajar matematika realistis adalah bagaimana kita memahami budaya dan sejarah bangsa kita. Semoga apa yang kita pelajari hari ini bermanfaat di kelas dan membuat kalian lebih mencintai budaya Indonesia. Jangan pernah berhenti untuk belajar dan bertanya, karena dari rasa ingin tahu itulah kalian akan terus berkembang," ujarnya dengan senyum bangga.

Beliau juga menambahkan bahwa pendekatan etnomatematika ini adalah salah satu cara untuk membuat Matematika lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. "Saya berharap kalian bisa melihat bahwa Matematika bukan sesuatu yang sulit atau membosankan. Justru di dalamnya ada banyak hal menarik yang bisa kalian temukan jika kalian mau terus belajar," tutupnya dengan penuh motivasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun