Mohon tunggu...
Syaifulloh
Syaifulloh Mohon Tunggu... Guru - Simposium Pendidikan

Penikmat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Penyebutan Angka dalam Budaya Jawa

3 Desember 2024   09:32 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:29 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka 50, seket, menandakan fase kedewasaan yang lebih matang. Kata "kethu" berarti penutup kepala yang digunakan saat beribadah. Di usia ini, individu mulai mendekatkan diri kepada Tuhan melalui ibadah dan refleksi spiritual.

Angka 60: Sewidak (Sejatine Wis Wayahe Tindak)

Sewidak menunjukkan usia 60 tahun ke atas, di mana seseorang dianggap sudah waktunya pergi. Fase ini mengingatkan kita akan keterbatasan fisik dan pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi akhir hidup.

Penguatan Usia 50 (Seket) Tahun

Usia 50 tahun dalam budaya Jawa dianggap sebagai fase kethunan, yang mencerminkan transisi penting dalam kehidupan seseorang. Istilah ini berasal dari kata "kethu," yang berarti penutup atau akhir, dan menandakan bahwa individu mulai memasuki tahap refleksi dan persiapan untuk kehidupan setelahnya.

Dalam konteks budaya Jawa, usia 50 tahun adalah waktu di mana seseorang diharapkan untuk merenungkan perjalanan hidupnya, mengevaluasi pencapaian, dan memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan. 

Pada fase ini, masyarakat melihat individu sebagai orang tua yang dihormati, yang memiliki peran penting dalam memberikan nasihat dan bimbingan kepada generasi lebih muda. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa pengalaman dan kebijaksanaan yang diperoleh selama hidup sangat berharga.

Menurut penelitian, pada usia ini, banyak orang mulai merasakan perubahan fisik dan mental yang signifikan. Namun, dalam budaya Jawa, hal ini tidak dipandang negatif. Sebaliknya, kethunan dianggap sebagai kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi akhir hayat. 

Penekanan pada spiritualitas dan hubungan sosial menjadi sangat penting, karena individu diajak untuk meninggalkan warisan yang baik bagi keluarga dan masyarakat.

Fase kethunan di usia 50 mulai terjafi kemunduran fisik dan terjadi siklus kehidupan dan tanggung jawab moral yang harus dijalani. Hal ini menciptakan pandangan positif terhadap usia lanjut dalam masyarakat Jawa, di mana lansia dihormati sebagai sumber kebijaksanaan dan pengalaman.

Persiapan Kuat di Usia 60 (Sewidak) Tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun