Mohon tunggu...
syaifullah
syaifullah Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Pensil

Goresan pensil pikiran tak terhapus jaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ditinggal Senja

26 Agustus 2021   12:37 Diperbarui: 26 Agustus 2021   12:47 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja,

Aku hanya bisa memandangmu

Hilang tanpa sanggup menahan.

Kemudian gelap pun

mulai merambah datang.

Seperti isi hatiku

yang tiba-tiba gersang.

Namun gelap tak selalu kelam.

Akan datang bintang

bintang terang

menghiasi langit malam.

Sampai ada satu bintang

yang akan ku pandang dalam-dalam.

Senja,

aku temukan bintang

yang menjadi pemanduku.

Menunjukkan arah

untukku melangkah.

Dibawah sinar terang purnama,

kutapaki jalan

penuh duri-duri tangkai mawar.

Aku tidak gelisah

walau gelap menyelimuti

tubuh lusuh ini.

Letih yang aku rasa

tak lagi menyedihkan. 

Senja,

di hamparan padang ilalang

aku merebah.

Ku bunuh rasa kantuk

menggantikannya

dengan mimpi indah

Ku lihat aku terbang ke angkasa.

Menyambangi bintang itu

untuk bertamu

Aku disuguhkan harapan

setitik cahaya

Lamat-lamat

semakin jelas tampak menggoda 

Senja,

di ufuk timur mulai terlihat

semburat cahaya jingga

Tapi aku belum bisa melupakanmu.

Kepergianmu

adalah ketidakmampuanku

tanpa penglihatan

seperti kau campakkan jauh

dan kaupun menghilang.

Namun aku yakin

kau akan datang lagi

Jadi akan ku siapkan pelita

agar aku bisa tegar sekalipun

kamu tak lagi menampakkan diri.

Kini surya terang

menyongsong pagi datang

Dan aku pun telah kembali

menancapkan hati

pada kekekalan

Dia tak akan hilang

walau sebagian jiwa

masih melupakan

Kasih dan sayangnya

tetap tercurahkan

Tinggal siapa yang mau

menahan erat genggaman

pasti akan selalu ada

jalan terang menuju pulang

Jakarta, 26082021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun