Senja,
Aku hanya bisa memandangmu
Hilang tanpa sanggup menahan.
Kemudian gelap pun
mulai merambah datang.
Seperti isi hatiku
yang tiba-tiba gersang.
Namun gelap tak selalu kelam.
Akan datang bintang
bintang terang
menghiasi langit malam.
Sampai ada satu bintang
yang akan ku pandang dalam-dalam.
Senja,
aku temukan bintang
yang menjadi pemanduku.
Menunjukkan arah
untukku melangkah.
Dibawah sinar terang purnama,
kutapaki jalan
penuh duri-duri tangkai mawar.
Aku tidak gelisah
walau gelap menyelimuti
tubuh lusuh ini.
Letih yang aku rasa
tak lagi menyedihkan.Â
Senja,
di hamparan padang ilalang
aku merebah.
Ku bunuh rasa kantuk
menggantikannya
dengan mimpi indah
Ku lihat aku terbang ke angkasa.
Menyambangi bintang itu
untuk bertamu
Aku disuguhkan harapan
setitik cahaya
Lamat-lamat
semakin jelas tampak menggodaÂ
Senja,
di ufuk timur mulai terlihat
semburat cahaya jingga
Tapi aku belum bisa melupakanmu.
Kepergianmu
adalah ketidakmampuanku
tanpa penglihatan
seperti kau campakkan jauh
dan kaupun menghilang.
Namun aku yakin
kau akan datang lagi
Jadi akan ku siapkan pelita
agar aku bisa tegar sekalipun
kamu tak lagi menampakkan diri.
Kini surya terang
menyongsong pagi datang
Dan aku pun telah kembali
menancapkan hati
pada kekekalan
Dia tak akan hilang
walau sebagian jiwa
masih melupakan
Kasih dan sayangnya
tetap tercurahkan
Tinggal siapa yang mau
menahan erat genggaman
pasti akan selalu ada
jalan terang menuju pulang
Jakarta, 26082021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H