Rendahnya motivasi belajar bahasa pada remaja merupakan tantangan kompleks yang memerlukan pendekatan multifaset. Dengan memahami faktor-faktor penyebab dan menerapkan strategi yang sesuai dengan prinsip psikologi perkembangan, kita dapat membantu remaja dalam pengembangan minat dan motivasi yang lebih tinggi mereka dalam belajar bahasa. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan bahasa remaja secara optimal.
Referensi:
Fitriani, A., & Marlina, L. (2019). Peningkatan motivasi belajar bahasa Indonesia melalui metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padang Panjang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(1), 1-10.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). PISA 2018: Hasil survei internasional tentang literasi membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia.
Pintrich, P. R., & Schunk, D. H. (2002). Motivation in education: Theory, research, and applications (3rd ed.). Pearson Education.
Santrock, J. W. (2011). Adolescence (13th ed.). McGraw-Hill.
*NB
Saya Ahmad Syaiful Hadi, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, dengan nomor induk mahasiswa 2300003008.
Dosen pengampu mata kuliah, Dr. Riana Mashar, M.Si.,Psi
Artikel ini dibuat guna melengkapi nilai mata kuliah perkembangan peserta didik, penulisan dilakukan setelah membaca buku dan artikel terkait masalah yang dibahas. Artikel ditulis sesuai dengan apa yang pernah saya presentasikan di depan kelas, yaitu masa Adolescence (Remaja) karena demi memudahkan pemahaman dan penulisan. Terima kasih untuk Ibu Riana yang telah memberikan ilmunya sehingga saya dapat menulis materi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H