Hadis yang menyebutkan "janganlah ia turun seperti turunnya unta" sering menjadi dasar dalam diskusi ini. Menurut sebagian ulama, maksudnya adalah menghindari gerakan yang menyerupai unta dalam mendahulukan kaki depannya secara kasar. Namun, hal ini tidak serta-merta mengharuskan umat Muslim untuk mengikuti satu cara tertentu secara kaku, melainkan memberikan panduan agar sujud dilakukan dengan tenang dan penuh penghormatan.
Pelajaran dari unta tua dan unta muda mengajarkan kita tentang pentingnya menyesuaikan cara bergerak dengan kondisi fisik dan kebutuhan individu. Dalam konteks sujud, perbedaan riwayat hadis dari Abu Hurairah dan Anas bin Malik menggambarkan fleksibilitas Islam dalam mengakomodasi perubahan fisik manusia di berbagai tahapan kehidupan.
Dengan demikian, umat Muslim dapat memilih tata cara sujud yang paling sesuai dengan kondisi mereka, selama tetap berlandaskan tuntunan syariat. Seperti halnya unta yang memilih cara duduknya sesuai usia dan kekuatannya, kita diajarkan untuk selalu mengutamakan kemudahan dan kenyamanan dalam menjalankan ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H