Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

New World

Saatnya Kita Harus Berhenti Memuja Digitalisasi?

11 Januari 2025   06:07 Diperbarui: 11 Januari 2025   06:07 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Bahaya Ketergantungan pada Teknologi

Semakin banyak aspek kehidupan kita yang dikendalikan oleh teknologi, semakin besar pula risiko ketergantungan yang tidak sehat. Dari pekerjaan hingga pendidikan, kita menjadi semakin bergantung pada platform digital. Ketika teknologi ini mengalami gangguan, kehidupan kita juga ikut terganggu. Ketergantungan semacam ini membuat kita rentan terhadap risiko sistemik yang tidak dapat kita kendalikan.

7. Menemukan Keseimbangan antara Digital dan Analog

Untuk keluar dari jebakan pemujaan digitalisasi, kita perlu kembali pada prinsip dasar: keseimbangan. Tidak semua hal harus didigitalisasi. Ada nilai-nilai dalam interaksi manusia, pekerjaan manual, dan pengalaman analog yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Sebagai masyarakat, kita harus mulai memikirkan kembali di mana dan bagaimana teknologi seharusnya digunakan.

Digitalisasi bukanlah solusi ajaib untuk semua masalah. Meskipun memiliki manfaat yang signifikan, kita juga harus menyadari konsekuensi negatifnya. Berhenti memuja digitalisasi bukan berarti menolak teknologi sepenuhnya, tetapi lebih kepada bersikap kritis dan bijaksana dalam mengadopsinya. Jangan sampai kita menjadi budak teknologi, kehilangan esensi kemanusiaan dalam prosesnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun