Pertanian swasembada memerlukan dukungan sumber daya air yang memadai, mengingat kebutuhan air yang tinggi untuk produksi pangan. Beberapa negara dan daerah telah menunjukkan keberhasilan dalam mempertahankan sumber daya air untuk pertanian melalui berbagai strategi inovatif dan kebijakan berkelanjutan. Pengalaman mereka dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia yang berkomitmen pada ketahanan pangan.
1. Pengelolaan Irigasi Terpadu di Jepang
Jepang, meskipun memiliki luas lahan pertanian yang terbatas, berhasil memanfaatkan air secara efisien melalui sistem irigasi yang terpadu. Pemerintah Jepang mengintegrasikan irigasi dengan manajemen tata guna lahan, sehingga setiap petani mendapatkan akses yang adil terhadap air.
Pengalaman Jepang menunjukkan bahwa:
- Koperasi Petani: Pengelolaan air dilakukan oleh koperasi petani yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.
- Teknologi Modern: Penggunaan teknologi seperti sensor kelembaban tanah dan irigasi otomatis membantu menghemat air.
- Konservasi Air Tradisional: Sistem sawah yang mampu menyimpan air selama musim hujan digunakan untuk menjaga pasokan air saat musim kering.
2. Revitalisasi Waduk dan Embung di India
India menghadapi tantangan besar terkait kelangkaan air, terutama di wilayah semi-kering. Namun, beberapa daerah di India berhasil mengatasi masalah ini dengan merestorasi waduk tradisional dan embung yang sempat terbengkalai.
Contoh dari Rajasthan, India:
- Pembangunan Embung: Komunitas lokal membangun kembali embung untuk menyimpan air hujan.
- Pengelolaan Partisipatif: Penduduk setempat dilibatkan dalam perawatan waduk dan embung.
- Efek Ganda: Tidak hanya untuk irigasi, tetapi waduk ini juga membantu meningkatkan tingkat air tanah.
3. Konservasi Air Hujan di Australia
Australia adalah salah satu negara yang berhasil mengoptimalkan air hujan untuk kebutuhan pertanian di wilayah kering. Program seperti Water Smart Farms di negara bagian New South Wales menunjukkan bagaimana air hujan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pelajaran dari pengalaman Australia:
- Tangki Penampungan: Petani diwajibkan memiliki tangki penampungan air hujan.
- Pengurangan Pemborosan: Irigasi tetes digunakan untuk menyalurkan air langsung ke akar tanaman.
- Rekayasa Lahan: Kontur tanah diubah untuk mengarahkan aliran air hujan ke lahan pertanian.
4. Pengelolaan Subak di Bali, Indonesia