Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Swasembada Pertanian dan Pangan (61) : Transformasi Lahan Marginal.

22 Desember 2024   08:43 Diperbarui: 22 Desember 2024   08:43 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Manfaat Transformasi Lahan Marginal

  1. Peningkatan Ketahanan Pangan
    Transformasi lahan marginal dapat memperluas area pertanian, meningkatkan produksi pangan, dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan.
  2. Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan
    Mengoptimalkan lahan marginal membuka peluang kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan.
  3. Konservasi Lingkungan
    Pendekatan seperti agroforestri tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan tetapi juga mendukung pelestarian lingkungan dengan menyerap karbon dan mengurangi risiko erosi.
  4. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
    Pertanian pada lahan marginal yang dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem dapat menjadi solusi untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan.

Tantangan dalam Transformasi Lahan Marginal

  • Biaya awal yang tinggi: Investasi teknologi dan infrastruktur sering kali memerlukan dana besar.
  • Kurangnya pengetahuan teknis: Petani di wilayah marginal sering kali memerlukan pelatihan intensif untuk mengadopsi metode baru.
  • Risiko lingkungan: Jika tidak dikelola dengan baik, transformasi lahan marginal dapat menyebabkan kerusakan ekosistem setempat.

Transformasi lahan marginal menjadi potensi pertanian baru merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan pangan global dan lokal. Dengan kombinasi teknologi modern, kebijakan yang tepat, dan pemberdayaan masyarakat lokal, lahan marginal dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat ketahanan pangan, dan mendukung pembangunan pedesaan. Transformasi ini tidak hanya menawarkan solusi untuk tantangan saat ini tetapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan bagi sektor pertanian.

Beberapa Pengalaman

Lahan marginal, yang sering kali dipandang tidak produktif, kini mulai mendapatkan perhatian sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan pertanian di tengah tekanan perubahan iklim, urbanisasi, dan berkurangnya lahan subur. Beberapa pengalaman transformasi lahan marginal di berbagai wilayah menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, lahan ini dapat diubah menjadi sumber daya produktif yang berkelanjutan.

1. Pengalaman di Indonesia

Indonesia, dengan kekayaan alam dan keragaman ekosistemnya, memiliki berbagai contoh transformasi lahan marginal:

Lahan Gambut di Kalimantan dan Sumatra

Transformasi lahan gambut yang awalnya tidak ideal untuk pertanian telah dilakukan dengan:

  • Pemanfaatan komoditas khusus seperti sagu, nanas, dan kelapa sawit yang toleran terhadap kondisi gambut.
  • Pengelolaan tata air yang baik untuk menjaga kelembaban dan mencegah kerusakan ekosistem.
    Namun, pendekatan ini juga dihadapkan pada tantangan lingkungan, seperti risiko kebakaran lahan.

Lahan Kering di Nusa Tenggara

Di wilayah Nusa Tenggara, praktik teknologi irigasi sederhana dan penanaman tanaman seperti jagung, kacang-kacangan, dan sorgum telah mengubah lahan kering menjadi area produktif. Pendekatan ini melibatkan penggunaan varietas tahan kekeringan dan pendampingan teknis kepada petani lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun