Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (56): Lahan Pekarangan untuk Swasembada Pangan Keluarga

15 Desember 2024   12:32 Diperbarui: 15 Desember 2024   12:47 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

1. Desa Mandiri Pangan di Indonesia

Beberapa desa di Indonesia telah sukses memanfaatkan lahan pekarangan sebagai bagian dari program Desa Mandiri Pangan yang dicanangkan pemerintah.

  • Pengalaman di Jawa Tengah:
    Di Kabupaten Boyolali, banyak keluarga memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman pangan seperti singkong, jagung, cabai, dan bawang. Hasilnya, mereka tidak hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari tetapi juga menjual kelebihan produksi untuk menambah penghasilan.
  • Manfaatnya: Keluarga dapat mengurangi pengeluaran harian hingga 30%, sementara akses ke makanan sehat meningkat signifikan.

2. Program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari)

Program ini mengedepankan pengelolaan pekarangan rumah secara produktif.

  • Contoh Pengalaman di Sulawesi Selatan:
    Dalam program KRPL di Gowa, ibu-ibu rumah tangga mengubah pekarangan menjadi kebun produktif. Mereka menanam sayuran seperti kangkung, bayam, dan cabai menggunakan metode hidroponik dan vertikultur untuk lahan sempit.
  • Hasilnya:
    • Setiap rumah tangga dapat menghasilkan rata-rata 10-15 kg sayur per bulan.
    • Komunitas lokal juga berbagi hasil panen, memperkuat solidaritas di antara warga.

3. Urban Farming di Jakarta

Meskipun memiliki keterbatasan lahan, banyak keluarga di Jakarta yang mulai menerapkan urban farming pada pekarangan kecil mereka.

  • Pengalaman di Jakarta Barat:
    Sebuah keluarga menggunakan dinding kosong dan atap rumah untuk bercocok tanam dengan vertical garden. Mereka menanam tomat, selada, dan rempah-rempah seperti basil.
  • Hasilnya:
    • Selain mencukupi kebutuhan harian, metode ini juga membantu mereka mengelola limbah organik rumah tangga sebagai kompos.
    • Mereka juga menjual sebagian produk ke pasar lokal, menambah penghasilan keluarga.

4. Pengelolaan Pekarangan di Daerah Rawan Pangan

Di daerah dengan akses terbatas ke pasar atau kondisi geografis sulit, lahan pekarangan menjadi solusi utama untuk ketahanan pangan keluarga.

  • Pengalaman di Nusa Tenggara Timur (NTT):
    Keluarga di NTT memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman umbi-umbian seperti ubi kayu dan ubi jalar yang tahan terhadap kekeringan. Mereka juga memelihara ayam kampung di pekarangan kecil.
  • Hasilnya:
    • Pola makan keluarga lebih sehat dan bervariasi.
    • Ketergantungan pada bantuan pangan dari luar daerah berkurang.

5. Lahan Pekarangan di Pesantren

Pesantren juga memiliki pengalaman sukses dalam memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan mandiri.

  • Pengalaman di Pesantren Darul Arqam, Garut:
    Santri diajarkan menanam sayuran dan beternak ikan di pekarangan pesantren. Hasilnya digunakan untuk kebutuhan dapur pesantren, sehingga biaya operasional berkurang.
  • Hasil Tambahan:
    Pesantren menjadi pusat edukasi pertanian organik bagi masyarakat sekitar.

6. Pengalaman Keluarga di Pedesaan Jawa Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun