Indonesia, sebagai negara agraris, menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai swasembada pangan, salah satunya adalah pengelolaan sumber daya alam yang efisien, termasuk pengairan. Sistem pengairan yang terintegrasi menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penyusunan strategi pengelolaan sistem pengairan yang lebih efektif sangat penting untuk mendukung program swasembada pangan di Indonesia.
1. Tantangan Pengairan di Indonesia
Indonesia memiliki lebih dari 7 juta hektar lahan pertanian yang bergantung pada sistem irigasi. Namun, banyak daerah yang masih mengalami masalah terkait dengan ketidakmerataan distribusi air, kerusakan infrastruktur irigasi, dan pengelolaan yang tidak terkoordinasi dengan baik. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan yang tidak menentu dan peralihan musim yang cepat semakin memperburuk situasi ini.
Mengingat ketergantungan besar sektor pertanian pada air, sistem pengairan yang efisien dan merata menjadi sangat penting. Namun, di banyak daerah, pengelolaan air masih terbatas pada pendekatan yang sektoral dan terpisah-pisah. Oleh karena itu, diperlukan integrasi antara berbagai aspek pengairan, mulai dari sumber daya air, infrastruktur irigasi, hingga pengelolaan yang melibatkan petani dan masyarakat.
2. Sistem Pengairan Terintegrasi: Solusi untuk Meningkatkan Produktivitas
Sistem pengairan terintegrasi adalah pendekatan yang menggabungkan berbagai elemen dalam pengelolaan air secara menyeluruh, meliputi perencanaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan yang terkoordinasi. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapainya antara lain:
a. Revitalisasi Infrastruktur Irigasi
Infrastruktur irigasi yang ada di Indonesia banyak yang sudah usang dan tidak lagi berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, revitalisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi menjadi sangat penting. Pemerintah perlu menggandeng sektor swasta dan masyarakat untuk memperbaiki dan merawat saluran irigasi, termasuk memperbarui teknologi irigasi yang dapat mengurangi pemborosan air, seperti irigasi tetes dan irigasi mikro.
b. Pemanfaatan Teknologi untuk Pengelolaan Air
Pemanfaatan teknologi modern, seperti sistem sensor untuk memantau tingkat kelembaban tanah dan penggunaan aplikasi berbasis data untuk mengelola distribusi air secara lebih efisien, dapat meningkatkan pengelolaan irigasi. Dengan data yang lebih akurat, petani dapat mengoptimalkan penggunaan air dan menghindari pemborosan.
c. Pendekatan Partisipatif dalam Pengelolaan Sumber Daya Air