Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (52): Termasuk Gula?

15 Desember 2024   06:25 Diperbarui: 15 Desember 2024   07:20 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2. Pengalaman Indonesia dalam Upaya Swasembada Gula

a. Sejarah dan Perkembangan

Indonesia pernah mencapai swasembada gula pada dekade 1930-an, ketika industri gula berkembang pesat selama masa kolonial. Namun, setelah kemerdekaan, berbagai kendala seperti degradasi infrastruktur, alih fungsi lahan, dan lemahnya tata kelola menyebabkan penurunan produksi. Pada tahun 1990-an, program revitalisasi gula diluncurkan, tetapi hasilnya masih belum optimal.

b. Hambatan Utama

  1. Produktivitas Rendah: Hasil tebu per hektar di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara produsen gula utama seperti Thailand dan Brazil.
  2. Kapasitas Pengolahan: Banyak pabrik gula yang beroperasi dengan teknologi usang, sehingga efisiensinya rendah.
  3. Ketergantungan pada Impor: Tingginya impor gula rafinasi untuk kebutuhan industri memperlemah daya saing gula lokal.
  4. Kebijakan yang Kurang Terintegrasi: Tidak sinkronnya kebijakan sektor pertanian dan industri memperlambat pengembangan sektor gula.

c. Kebijakan Strategis

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah menetapkan sejumlah program seperti perluasan lahan tebu, modernisasi pabrik gula, serta dukungan finansial bagi petani. Namun, implementasi kebijakan tersebut sering terkendala oleh lemahnya koordinasi dan pengawasan.

3. Pelajaran dari Pengalaman Negara Lain

a. Thailand: Efisiensi Produksi untuk Ekspor

Thailand adalah salah satu eksportir gula terbesar di dunia. Kunci keberhasilan Thailand terletak pada:

  • Manajemen Lahan yang Efisien: Pemerintah mendukung petani dengan akses ke teknologi modern dan pelatihan.
  • Kapasitas Pengolahan Tinggi: Pabrik gula di Thailand menggunakan teknologi canggih yang memungkinkan efisiensi produksi.
  • Ekosistem Bisnis yang Mendukung: Regulasi yang jelas dan insentif bagi pelaku industri memperkuat rantai pasok gula.

b. Brazil: Integrasi dengan Bioenergi

Brazil tidak hanya menjadi produsen gula terbesar, tetapi juga memanfaatkan limbah tebu untuk produksi bioenergi. Strategi ini menciptakan nilai tambah, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan keberlanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun