6. Peningkatan Ketahanan Sosial dan Ekonomi
Swasembada, dengan berbagai upaya penguatan ekonomi lokal, menciptakan ketahanan sosial yang lebih besar di pedesaan. Masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri cenderung lebih mampu menghadapi guncangan ekonomi atau bencana alam. Selain itu, peningkatan ketahanan pangan dan energi lokal juga membuat masyarakat pedesaan lebih tangguh terhadap perubahan iklim yang bisa memengaruhi hasil pertanian dan sumber daya alam lainnya. Ketahanan sosial dan ekonomi ini mengurangi kemiskinan dengan memperkuat kapasitas masyarakat untuk bertahan dalam menghadapi tantangan.
7. Swasembada dan Pengurangan Ketimpangan Antar Daerah
Salah satu tantangan besar dalam pembangunan daerah pedesaan adalah ketimpangan yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Swasembada dapat membantu mengurangi ketimpangan ini dengan memastikan bahwa daerah pedesaan memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk berkembang. Ketika daerah pedesaan bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, mereka tidak hanya mengurangi ketergantungan pada daerah perkotaan tetapi juga dapat berperan dalam ekonomi nasional secara lebih signifikan.
Swasembada berperan sangat penting dalam mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan. Melalui peningkatan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja, peningkatan keterampilan petani, diversifikasi ekonomi, dan perbaikan infrastruktur, swasembada memberikan peluang besar bagi masyarakat pedesaan untuk keluar dari jeratan kemiskinan. Selain itu, swasembada juga memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi yang sangat dibutuhkan di daerah yang rentan terhadap guncangan eksternal. Oleh karena itu, kebijakan yang mendukung swasembada harus menjadi prioritas dalam agenda pembangunan ekonomi pedesaan di Indonesia.
Beberapa Pengalaman
Pencapaian swasembada, baik dalam pangan, energi, maupun barang kebutuhan lainnya, memiliki dampak signifikan dalam mengurangi kemiskinan, khususnya di daerah pedesaan. Negara-negara yang berhasil mewujudkan swasembada telah menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan potensi lokal, pembangunan ekonomi dapat merata dan ketergantungan pada impor bisa dikurangi. Beberapa pengalaman di berbagai negara menunjukkan bagaimana swasembada berperan dalam mengurangi kemiskinan, baik melalui peningkatan akses pangan, penciptaan lapangan kerja, maupun perbaikan kualitas hidup masyarakat pedesaan.
1. Pengalaman Indonesia dalam Swasembada Pangan
Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan sebagian besar penduduknya berada di daerah pedesaan, telah berupaya untuk mencapai swasembada pangan, khususnya beras. Pada era Orde Baru, Indonesia pernah mencatatkan keberhasilan dalam swasembada beras pada tahun 1984. Upaya ini dilakukan melalui program intensifikasi pertanian yang melibatkan penyuluhan kepada petani, penggunaan benih unggul, serta penyediaan pupuk bersubsidi. Dengan swasembada beras, Indonesia berhasil mengurangi ketergantungan pada impor beras, mengurangi harga pangan yang lebih stabil, serta meningkatkan kesejahteraan petani di pedesaan.
Namun, tantangan seperti perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas, dan keterbatasan sumber daya alam tetap menjadi kendala dalam mempertahankan swasembada secara berkelanjutan. Meski demikian, swasembada beras telah menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya alam secara efektif dapat membantu mengurangi kemiskinan dengan memberikan petani akses ke pasar yang lebih stabil dan mengurangi pengeluaran keluarga miskin untuk membeli bahan pangan.
2. Peran Swasembada Energi di Nepal