Sebagai contoh, drone berbasis AI dapat digunakan untuk mengamankan wilayah maritim Indonesia yang luas dari ancaman ilegal, seperti pencurian ikan atau penyelundupan. Teknologi ini juga dapat membantu Indonesia dalam operasi penjaga perdamaian di luar negeri, sehingga meningkatkan reputasi di kancah internasional.
Konteks Lokal: Studi Kasus Keamanan Perbatasan
Keamanan perbatasan Indonesia, terutama di wilayah seperti Natuna dan Papua, sering menghadapi tantangan serius. Penggunaan AI dapat memberikan solusi konkret untuk masalah ini. Misalnya, teknologi pengenalan wajah (facial recognition) dapat diterapkan untuk memantau aktivitas di pos perbatasan, sementara algoritma AI dapat digunakan untuk memprediksi pola ancaman berdasarkan data historis.
Sebagai perbandingan, India telah menggunakan AI untuk mengawasi perbatasan yang rawan konflik dengan Pakistan, menggunakan drone dan sistem radar berbasis AI. Strategi serupa dapat diadaptasi oleh Indonesia untuk meningkatkan keamanan perbatasannya.
Menjawab Tantangan dengan Visi Jangka Panjang
Meskipun perjalanan menuju swasembada teknologi pertahanan berbasis AI masih panjang, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapainya. Dengan visi yang jelas, dukungan kebijakan yang kuat, dan komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia, Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama dalam teknologi pertahanan modern.
Investasi dalam AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang masa depan. Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya mampu bertahan dari ancaman, tetapi juga menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri dalam menjaga keamanannya. Dalam konteks global yang semakin kompetitif, langkah ini bukanlah pilihan, melainkan keharusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H