3. Optimalisasi Logistik Militer
Sistem logistik militer juga dapat ditingkatkan melalui IoT. Perangkat IoT dapat digunakan untuk melacak posisi, kondisi, dan ketersediaan peralatan militer secara real-time. Hal ini tidak hanya mengurangi inefisiensi, tetapi juga memastikan bahwa pasokan strategis seperti amunisi dan bahan bakar selalu tersedia ketika dibutuhkan.
4. Peningkatan Keamanan Siber
Dalam era digital, keamanan siber menjadi elemen kunci dalam sistem pertahanan. IoT, meskipun berisiko terhadap serangan siber, juga dapat digunakan untuk memperkuat keamanan jaringan. Misalnya, perangkat IoT yang dilengkapi dengan algoritma deteksi ancaman dapat digunakan untuk memantau aktivitas jaringan dan mendeteksi upaya peretasan sebelum terjadi kerusakan.
Tantangan Implementasi IoT dalam Pertahanan Nasional
Meskipun memiliki potensi besar, implementasi IoT dalam sistem pertahanan nasional juga menghadapi sejumlah tantangan.
1. Keamanan Data dan Risiko Peretasan
Salah satu kekhawatiran utama adalah keamanan data. IoT, yang bergantung pada koneksi jaringan, rentan terhadap serangan siber. Perangkat yang tidak memiliki sistem keamanan yang memadai dapat menjadi pintu masuk bagi peretas untuk mengakses informasi sensitif atau bahkan mengendalikan perangkat militer.
2. Infrastruktur Teknologi yang Belum Merata
Integrasi IoT membutuhkan infrastruktur teknologi yang andal, termasuk jaringan internet yang stabil dan berkecepatan tinggi. Di Indonesia, konektivitas internet di beberapa wilayah terpencil masih menjadi tantangan, sehingga penerapan IoT di daerah-daerah tersebut bisa menghadapi kendala teknis.
3. Biaya Implementasi yang Tinggi