Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang memungkinkan koneksi antara berbagai perangkat melalui jaringan internet, sehingga data dapat dikumpulkan dan dianalisis secara real-time. Dalam rantai pasok pertahanan, IoT dapat membantu memantau kondisi dan lokasi inventaris, mengidentifikasi kebutuhan perawatan, serta memastikan bahwa peralatan berada dalam kondisi siap pakai setiap saat.
Misalnya, dengan menggunakan sensor IoT pada komponen-komponen penting alutsista, data mengenai kondisi dan usia komponen dapat dikumpulkan secara otomatis, sehingga proses perawatan dan penggantian suku cadang dapat dilakukan dengan lebih terencana. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi risiko kerusakan mendadak yang bisa mengganggu kesiapan operasional.
c. Blockchain
Blockchain, sebagai teknologi yang terkenal karena kemampuannya dalam menyediakan rekam jejak transaksi yang transparan dan tak dapat diubah, memiliki peran penting dalam memastikan keamanan dan transparansi rantai pasok pertahanan. Blockchain dapat menciptakan sistem verifikasi untuk memonitor asal-usul bahan baku, komponen, atau produk akhir yang digunakan dalam industri pertahanan.
Dengan blockchain, setiap transaksi dan pergerakan barang dapat direkam dalam buku besar digital yang terdesentralisasi, sehingga mengurangi risiko penipuan, pencurian, atau manipulasi data. Teknologi ini juga memungkinkan pemerintah untuk melacak dengan pasti seluruh siklus hidup suatu produk, mulai dari pengadaan hingga penghapusan.
d. Big Data dan Analisis Prediktif
Big data memungkinkan pengumpulan data dalam jumlah besar yang dihasilkan dari berbagai sumber, seperti transaksi pembelian, laporan inventaris, dan aktivitas distribusi. Data ini kemudian dianalisis untuk mendeteksi pola-pola tertentu, mengidentifikasi tren, dan menghasilkan prediksi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis.
Dalam konteks rantai pasok pertahanan, analisis big data dapat membantu dalam merencanakan pengadaan berdasarkan tren kebutuhan, mengidentifikasi potensi kelangkaan sumber daya, dan melakukan simulasi terhadap berbagai skenario ancaman. Dengan demikian, pemerintah dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya dan memitigasi risiko gangguan pasokan.
3. Manfaat Digitalisasi Rantai Pasok bagi Kemandirian Pertahanan
Implementasi digitalisasi dalam rantai pasok pertahanan memberikan beberapa manfaat utama, antara lain:
a. Peningkatan Efisiensi dan Penghematan Biaya