Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (23): Strategi Peningkatan Efisiensi dan Daya Saing

5 November 2024   19:59 Diperbarui: 5 November 2024   20:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penguatan Sumber Daya Manusia dan Keahlian Khusus

Keberhasilan industri pertahanan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menggerakkannya. Di Indonesia, kekurangan tenaga ahli dengan keterampilan khusus di bidang teknologi tinggi masih menjadi kendala. Untuk mengatasi ini, pemerintah dan industri pertahanan perlu melakukan investasi besar-besaran dalam pelatihan, pendidikan, dan sertifikasi keahlian.

Program pelatihan yang berkelanjutan dapat diimplementasikan melalui kerja sama dengan universitas dan politeknik yang memiliki jurusan teknik dan ilmu komputer. Selain itu, kolaborasi dengan negara-negara yang memiliki teknologi pertahanan canggih, seperti Jepang dan Korea Selatan, melalui program magang dan transfer teknologi dapat mempercepat peningkatan keahlian SDM. Pengiriman insinyur dan teknisi untuk magang di perusahaan asing terkemuka dapat memberikan pengalaman langsung dan pemahaman yang mendalam tentang proses produksi alutsista berteknologi tinggi.

Kebijakan Insentif dan Dukungan Finansial

Pembiayaan merupakan salah satu elemen terpenting dalam pembangunan industri pertahanan. Oleh karena itu, pemerintah perlu menyediakan dukungan finansial berupa insentif pajak, pembiayaan murah, atau bahkan hibah untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor ini. Insentif ini penting untuk mendorong investasi swasta dalam pengembangan produk, terutama bagi perusahaan yang berskala kecil dan menengah.

Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga perlu diperkuat melalui suntikan modal dan restrukturisasi perusahaan agar lebih kompetitif dan inovatif. BUMN seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT DI perlu diperkuat agar dapat menjadi tulang punggung dalam membangun kemandirian industri pertahanan nasional. Program obligasi atau dana abadi khusus untuk pertahanan, yang serupa dengan Sovereign Wealth Fund, juga bisa menjadi salah satu alternatif pembiayaan jangka panjang.

Eksplorasi Pasar Ekspor untuk Alutsista Domestik

Membangun pasar ekspor adalah salah satu strategi penting untuk meningkatkan daya saing industri pertahanan. Beberapa negara seperti Turki dan Korea Selatan telah berhasil mengekspor alutsista buatan dalam negeri mereka ke berbagai negara berkembang. Indonesia juga memiliki potensi untuk memasuki pasar ini, khususnya di Asia Tenggara dan Afrika, yang memiliki kebutuhan alutsista dengan harga terjangkau dan spesifikasi yang sesuai dengan kondisi geografis mereka.

Agar mampu menembus pasar internasional, kualitas dan standarisasi produk harus ditingkatkan. Pemerintah perlu membantu industri dalam mendapatkan sertifikasi internasional, seperti ISO 9001 dan NATO Codification System (NCS), yang akan meningkatkan reputasi produk Indonesia di pasar global. Selain itu, diplomasi pertahanan juga bisa digunakan sebagai alat untuk mempromosikan produk alutsista buatan dalam negeri.

Tantangan dan Peluang Ke Depan

Peningkatan efisiensi dan daya saing industri pertahanan domestik merupakan proses jangka panjang yang memerlukan komitmen dan konsistensi dari seluruh pemangku kepentingan. Beberapa tantangan seperti birokrasi, regulasi yang kaku, dan keterbatasan anggaran masih menjadi penghambat. Selain itu, ancaman keamanan siber yang terus berkembang juga harus diperhatikan agar infrastruktur pertahanan digital tidak menjadi celah bagi pihak luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun