Salah satu cara Society 5.0 dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia adalah melalui konsep pertanian presisi (precision agriculture).Â
Dengan bantuan sensor IoT yang terhubung dengan lahan pertanian, data mengenai kelembapan tanah, suhu, curah hujan, dan kondisi tanaman dapat dipantau secara real-time.Â
Data ini kemudian dianalisis oleh AI untuk memberikan rekomendasi optimal terkait penggunaan air, pupuk, serta waktu panen yang tepat.
Sebagai contoh, petani dapat menggunakan drone yang dilengkapi dengan kamera multispektral untuk memindai kondisi lahan secara efisien.Â
AI kemudian memproses data dari drone untuk mendeteksi tanda-tanda stres pada tanaman atau penyebaran hama, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Inovasi ini mengurangi penggunaan pestisida berlebih, meningkatkan hasil panen, dan menghemat biaya produksi.
2. Sistem Robotik dalam Produksi Pangan
Tenaga kerja di sektor pertanian sering kali menghadapi masalah efisiensi, terutama di daerah-daerah terpencil. Teknologi robotik di era Society 5.0 mampu mengisi celah ini.Â
Robot-robot canggih dapat dioperasikan untuk melakukan tugas-tugas pertanian seperti penanaman, penyiraman, hingga pemanenan dengan presisi tinggi dan dalam skala yang lebih besar. Bahkan, robot-robot ini dapat bekerja sepanjang waktu tanpa terpengaruh oleh kondisi cuaca atau kelelahan fisik.
Inovasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu mengatasi masalah kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian, yang sering menjadi penghambat pertumbuhan sektor pangan di Indonesia.Â
Dalam jangka panjang, penggunaan robotik dalam pertanian dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Optimalisasi Rantai Pasokan dengan Blockchain dan Big Data