2. Reformasi Fiskal dan Moneter: Stabilitas yang Dibutuhkan, Namun Perlu Perbaikan dalam Ketimpangan
Stabilitas fiskal dan moneter tetap menjadi agenda utama pemerintah dalam 10 tahun terakhir. Pemerintah berhasil menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 5% per tahun sebelum pandemi.
Bank Indonesia juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas rupiah serta menurunkan suku bunga untuk merangsang investasi domestik.
Namun, meski stabilitas ekonomi makro terjaga, tantangan seperti ketimpangan ekonomi dan distribusi kekayaan masih menjadi masalah.Â
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, rasio gini Indonesia relatif stagnan, yang menandakan kesenjangan pendapatan tetap tinggi.Â
Reformasi fiskal harus lebih fokus pada peningkatan pendapatan pajak dan redistribusi yang lebih adil melalui program kesejahteraan sosial yang inklusif.
3. Pandemi COVID-19: Pelajaran dari Krisis Kesehatan dan Dampak Ekonomi
Pandemi COVID-19 memberikan guncangan yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dengan kontraksi ekonomi sebesar -2,07% pada 2020, pemerintah terpaksa menggeser kebijakan untuk lebih fokus pada pemulihan ekonomi dan kesehatan.Â
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menjadi instrumen penting dalam menjaga daya beli masyarakat, memberikan stimulus kepada UMKM, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.
Meskipun program ini membantu mengurangi dampak krisis, pandemi juga mengungkapkan kerentanan dalam sistem perlindungan sosial dan sektor kesehatan Indonesia.Â
Kebijakan ke depan harus memperkuat sektor-sektor ini, dengan menyiapkan infrastruktur kesehatan yang lebih tangguh dan menciptakan lapangan kerja yang lebih stabil melalui diversifikasi ekonomi.