Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Membedah Kabinet Gemuk, Inikah Harga yang Harus Dibayar atas Nama Stabilitas?

16 Oktober 2024   20:36 Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:37 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebagai contoh, kementerian yang menggabungkan sektor pendidikan dan tenaga kerja mungkin kesulitan untuk menyelaraskan program pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja nasional. Kebijakan pendidikan membutuhkan perencanaan jangka panjang yang komprehensif, sementara masalah tenaga kerja sering kali memerlukan solusi cepat yang bersifat praktis. Tanpa manajemen yang tepat, kabinet ramping justru bisa memperlambat respons pemerintah terhadap isu-isu mendesak.

Konteks Transformasi Ekonomi: Tantangan dan Peluang

Dalam konteks Indonesia yang sedang mengalami transformasi ekonomi besar-besaran, kabinet ramping bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, pemerintahan yang lebih kecil bisa bergerak lebih cepat dan fokus pada prioritas utama seperti pembangunan infrastruktur dan pengembangan teknologi. Namun, di sisi lain, dengan semakin kompleksnya tantangan global seperti disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan krisis ekonomi, kabinet ramping bisa kekurangan sumber daya untuk menangani berbagai isu sekaligus.

Sebagai contoh, sektor ekonomi digital yang berkembang pesat memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Jika kabinet terlalu ramping, sektor ini mungkin tidak mendapatkan fokus yang memadai, sehingga pertumbuhan dan inovasi di bidang ini bisa terhambat. Demikian pula, sektor energi terbarukan memerlukan kementerian yang berfokus pada pengembangan teknologi hijau dan keberlanjutan lingkungan. Tanpa kementerian yang khusus menangani sektor-sektor ini, pemerintah mungkin kesulitan mencapai target-target pembangunan jangka panjang.

Apakah Kabinet Ramping Otomatis Efisien?

Tidak ada jawaban pasti. Kabinet ramping memang menawarkan beberapa keuntungan dalam hal penghematan anggaran dan potensi peningkatan koordinasi, tetapi tidak otomatis menjamin efisiensi pemerintahan. Tantangan yang muncul dari beban kerja yang lebih besar pada setiap menteri, risiko ketegangan politik, serta kompleksitas birokrasi baru bisa menjadi penghalang bagi efektivitas kabinet ramping.

Sebaliknya, ukuran kabinet yang ideal bukan semata-mata tergantung pada jumlah menteri, melainkan pada kapasitas manajerial, koordinasi antar lembaga, serta prioritas kebijakan yang jelas. Pemerintahan yang efisien adalah pemerintahan yang mampu mengelola sumber daya manusia dan birokrasi dengan baik, terlepas dari apakah kabinetnya ramping atau gemuk.

Kabinet ramping bukan jaminan efisiensi. Yang terpenting adalah bagaimana presiden dan para pemimpin kementerian mampu mengelola pemerintahan dengan baik, dengan visi yang jelas, serta kemampuan untuk merespons tantangan-tantangan yang semakin kompleks di era globalisasi ini.

Saran

Dalam rangka memaksimalkan potensi kabinet gemuk, pemerintah harus memastikan bahwa setiap menteri memiliki keahlian dan pengalaman yang relevan dengan bidang yang dikelolanya. Selain itu, diperlukan mekanisme koordinasi yang kuat untuk memastikan bahwa kebijakan antar-kementerian selaras dengan prioritas pembangunan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun