Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Presiden Prabowo Sebaiknya Lakukan Ini; Agar Pasar Karbon jadi Mesin Ekonomi Baru

14 Oktober 2024   06:33 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:38 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Strategi dan Kebijakan Agar Pasar Karbon Menjadi Mesin Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang: Perspektif Ilmu Ekonomi

Pasar karbon semakin menjadi topik yang menarik di ranah ekonomi global, terutama karena semakin mendesaknya masalah perubahan iklim dan komitmen internasional untuk mengurangi emisi karbon. Bagi Indonesia, dengan kekayaan alam yang luar biasa, pasar karbon berpotensi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga inklusif. Namun, agar pasar karbon benar-benar dapat menjadi mesin ekonomi di masa depan, diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat.

Dalam perspektif ilmu ekonomi, pasar karbon menciptakan peluang untuk menginternalisasi eksternalitas negatif yang dihasilkan dari emisi gas rumah kaca, dengan mengaitkan biaya ekonomi pada aktivitas-aktivitas yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Dengan demikian, pasar karbon tidak hanya menjadi alat untuk mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga bisa menjadi instrumen kebijakan yang memberikan keuntungan ekonomi nyata.

Potensi Pasar Karbon di Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar dalam pasar karbon berkat luasnya hutan tropis dan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Hutan-hutan Indonesia menyimpan cadangan karbon yang besar, menjadikannya salah satu penentu utama dalam upaya global untuk menurunkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Selain itu, sektor kehutanan dan pertanian di Indonesia juga berperan penting dalam mendukung perdagangan karbon, terutama melalui skema REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation).

Namun, potensi saja tidak cukup. Diperlukan kerangka kebijakan yang kuat dan strategi implementasi yang terstruktur agar potensi ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Jika dikelola dengan baik, pasar karbon dapat menciptakan sumber pendapatan baru bagi Indonesia, terutama melalui penjualan kredit karbon di pasar internasional. Kredit karbon ini bisa diperoleh melalui proyek-proyek restorasi hutan, energi terbarukan, dan efisiensi energi yang dikembangkan secara berkelanjutan.

Mengapa Kebijakan Pasar Karbon Penting?

Dari perspektif ilmu ekonomi, kebijakan pasar karbon memberikan insentif kepada perusahaan untuk mengurangi emisinya dengan cara yang paling efisien secara biaya. Perusahaan yang mampu mengurangi emisinya di bawah batas yang ditentukan dapat menjual kredit karbonnya ke perusahaan lain yang menghadapi biaya pengurangan emisi yang lebih tinggi. Dengan demikian, kebijakan ini tidak hanya mendorong inovasi di bidang teknologi rendah karbon, tetapi juga menciptakan mekanisme pasar yang mendorong efisiensi ekonomi secara keseluruhan.

Selain itu, kebijakan yang mendukung pasar karbon juga memungkinkan Indonesia untuk mencapai target-target iklim yang telah disepakati dalam forum internasional, seperti Kesepakatan Paris. Melalui komitmen ini, Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global sekaligus menjaga pertumbuhan ekonominya tetap sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Strategi Pengembangan Pasar Karbon di Indonesia

Untuk mengoptimalkan potensi pasar karbon, ada beberapa strategi yang perlu diadopsi oleh Indonesia, baik di tingkat pemerintah maupun sektor swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun