Kedua, pemerintah perlu mendorong penyusunan standar nasional terkait perhitungan emisi dan pengurangan karbon. Standar ini akan memberikan panduan bagi perusahaan-perusahaan dalam menghitung jejak karbon mereka dan menentukan langkah-langkah pengurangan yang tepat.
Ketiga, pengembangan teknologi hijau dan investasi dalam proyek-proyek berkelanjutan harus menjadi prioritas dalam kebijakan fiskal dan industri Indonesia. Hal ini termasuk mendukung pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan geothermal, serta memfasilitasi investasi asing dalam sektor hijau.
Agar pasar karbon dapat menjadi mesin ekonomi Indonesia di masa depan, diperlukan strategi yang jelas dan kebijakan yang mendukung. Regulasi yang kuat, insentif bagi sektor swasta, kolaborasi internasional, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta penguatan sistem monitoring dan verifikasi adalah elemen-elemen kunci yang harus diperhatikan.
Pasar karbon tidak hanya berpotensi untuk mengurangi emisi karbon dan membantu Indonesia mencapai target iklimnya, tetapi juga bisa menjadi sumber pendapatan baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang tepat, pasar karbon dapat menjadi salah satu pilar utama dalam strategi pembangunan ekonomi Indonesia di era perubahan iklim global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H