Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ekonomi di Era Presidensial Prabowo: Kebijakan Infrastruktur

8 Oktober 2024   19:32 Diperbarui: 8 Oktober 2024   19:57 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Infrastruktur merupakan tulang punggung bagi perekonomian suatu negara. Tidak hanya menyediakan akses fisik, tetapi infrastruktur yang memadai juga meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya transaksi, dan menciptakan peluang bagi perkembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Di era kepemimpinan Presiden Prabowo, pengembangan infrastruktur diprediksi akan tetap menjadi prioritas utama dalam kerangka kebijakan ekonomi nasional. Namun, fokus utamanya akan lebih mengarah pada strategi pembangunan yang tidak hanya cepat dan luas, tetapi juga berkelanjutan serta berdampak jangka panjang.

Mengapa Infrastruktur Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi?

Infrastruktur yang memadai memberikan manfaat langsung dan tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertama, infrastruktur fisik seperti jalan raya, pelabuhan, bandara, dan kereta api memungkinkan pergerakan barang dan jasa dengan lebih efisien. Ini menurunkan biaya logistik dan waktu perjalanan, meningkatkan produktivitas, dan mendorong perdagangan baik dalam maupun luar negeri. Sebagai contoh, jaringan jalan yang baik memungkinkan petani di pedesaan mengirim hasil pertaniannya ke pasar dengan lebih cepat, sehingga pendapatan mereka meningkat.

Kedua, infrastruktur digital juga menjadi kunci dalam era Revolusi Industri 4.0. Infrastruktur teknologi informasi seperti jaringan internet dan data center yang kuat memungkinkan terciptanya ekosistem ekonomi digital yang inklusif, memberikan peluang bagi pelaku UMKM hingga korporasi besar untuk berpartisipasi dalam ekonomi global.

Terakhir, infrastruktur sosial seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, masyarakat menjadi lebih produktif dan mampu berkontribusi secara optimal terhadap perekonomian nasional.

Infrastruktur di Era Presiden Prabowo: Keberlanjutan sebagai Fokus Utama

Sebelum memasuki era kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia telah melihat lonjakan besar dalam pembangunan infrastruktur, terutama di masa pemerintahan sebelumnya. Jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jaringan listrik telah diperluas secara masif. Namun, pembangunan yang cepat sering kali mengorbankan kualitas lingkungan dan keberlanjutan.

Pada masa Presiden Prabowo, pengembangan infrastruktur diperkirakan akan tetap menjadi agenda utama, namun dengan penekanan pada aspek keberlanjutan. Ini sejalan dengan tren global di mana keberlanjutan menjadi kunci dalam perencanaan pembangunan jangka panjang. Prabowo, yang dalam kampanye politiknya menekankan pentingnya kemandirian ekonomi, tampaknya akan memusatkan perhatian pada proyek infrastruktur yang mampu menciptakan ketahanan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

  1. Infrastruktur Transportasi yang Mendukung Perdagangan dan Pariwisata

Pembangunan infrastruktur transportasi masih menjadi prioritas penting di era Prabowo. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan 17.000 pulau, membutuhkan jaringan transportasi yang menghubungkan setiap wilayah secara efisien. Di sisi laut, pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Priok dan Pelabuhan Makassar perlu terus ditingkatkan kapabilitasnya, tidak hanya untuk mendukung ekspor-impor, tetapi juga sebagai bagian dari rantai logistik dalam negeri.

Di sisi lain, sektor pariwisata, yang merupakan salah satu sumber devisa terbesar, sangat membutuhkan infrastruktur transportasi yang memadai. Dengan rencana pengembangan destinasi wisata seperti Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo, infrastruktur transportasi seperti bandara dan jalan raya perlu diperkuat untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional dan lokal.

  1. Infrastruktur Digital sebagai Penggerak Ekonomi Digital

Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi digital telah menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintahan Presiden Prabowo tampaknya akan mempercepat pengembangan infrastruktur digital untuk mendukung ekonomi berbasis teknologi. Peningkatan akses internet, terutama di wilayah-wilayah terpencil, adalah salah satu prioritas utama. Dengan memperluas jangkauan internet berkecepatan tinggi, UMKM di daerah terpencil dapat lebih mudah terhubung dengan pasar global, memperluas basis pelanggan, dan meningkatkan pendapatan.

Selain itu, pengembangan pusat data (data center) yang lebih modern dan aman juga akan menjadi fokus penting. Hal ini diperlukan mengingat lonjakan pertumbuhan data akibat semakin banyaknya transaksi digital, baik dari sektor e-commerce, fintech, maupun sektor jasa lainnya. Dengan infrastruktur digital yang kuat, Indonesia dapat bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi digital yang disegani di Asia Tenggara.

  1. Infrastruktur Energi yang Ramah Lingkungan

Energi menjadi aspek penting dalam pertumbuhan ekonomi, dan di era pemerintahan Presiden Prabowo, pengembangan infrastruktur energi yang ramah lingkungan akan menjadi prioritas. Saat ini, ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil masih sangat tinggi, dan hal ini menimbulkan masalah polusi serta ketergantungan pada impor energi.

Untuk mengatasi hal ini, Prabowo diperkirakan akan mendorong pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi. Infrastruktur pembangkit listrik berbasis energi terbarukan tidak hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan, tetapi juga membantu Indonesia mencapai target pengurangan emisi karbon yang ditetapkan dalam Kesepakatan Paris.

Selain itu, pengembangan infrastruktur jaringan listrik yang lebih merata juga akan menjadi prioritas, terutama untuk wilayah-wilayah di luar Jawa yang masih mengalami keterbatasan akses energi listrik. Dengan jaringan listrik yang lebih baik, industri-industri lokal dapat berkembang, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional.

  1. Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan: Investasi dalam Sumber Daya Manusia

Infrastruktur kesehatan dan pendidikan adalah fondasi bagi pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Di era Prabowo, pengembangan fasilitas kesehatan diharapkan tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi juga mencakup wilayah terpencil. Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi beban biaya kesehatan yang dialami masyarakat.

Selain kesehatan, infrastruktur pendidikan juga akan menjadi prioritas. Pembangunan sekolah, universitas, dan pusat pelatihan keterampilan perlu ditingkatkan untuk memastikan generasi muda Indonesia memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja di era digital dan globalisasi.

Dengan investasi yang tepat dalam infrastruktur kesehatan dan pendidikan, Indonesia dapat mencetak tenaga kerja yang lebih produktif dan inovatif, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Tantangan dalam Pengembangan Infrastruktur

Meskipun pengembangan infrastruktur menawarkan banyak manfaat, tantangan dalam pelaksanaannya tetap ada. Salah satu tantangan utama adalah pendanaan. Proyek-proyek infrastruktur besar sering kali membutuhkan investasi yang sangat besar, dan pendanaan dari anggaran pemerintah sering kali terbatas. Oleh karena itu, pemerintahan Prabowo diharapkan akan mengandalkan skema pembiayaan alternatif, seperti kemitraan antara pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership/PPP) dan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) untuk membiayai proyek infrastruktur.

Selain itu, tantangan regulasi dan birokrasi juga perlu diatasi. Banyak proyek infrastruktur yang terhambat karena masalah perizinan dan tumpang tindih regulasi antara pemerintah pusat dan daerah. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan reformasi birokrasi guna mempercepat proses perizinan dan meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur.

Infrastruktur sebagai Pendorong Pertumbuhan Berkelanjutan

Di era pemerintahan Presiden Prabowo, pengembangan infrastruktur akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Fokus pada keberlanjutan, baik dari sisi lingkungan maupun ketahanan ekonomi, akan menjadi prioritas utama. Infrastruktur transportasi yang efisien, infrastruktur digital yang inklusif, energi yang ramah lingkungan, serta kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, semuanya akan berkontribusi pada perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dengan menghadapi tantangan pendanaan dan regulasi melalui inovasi kebijakan, pemerintahan Prabowo berpotensi meletakkan fondasi ekonomi yang lebih kuat dan tangguh. Infrastruktur yang baik bukan hanya tentang bangunan fisik, tetapi tentang menciptakan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dalam ekosistem ekonomi yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.

Kebijakan Infrastruktur : Pengalaman Kepresidenan Jokowi dan Prediksi Kepresidenan Prabowo

Infrastruktur telah menjadi salah satu fokus utama kebijakan ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan infrastruktur menjadi prioritas yang monumental, menghasilkan berbagai proyek besar yang meliputi jalan tol, pelabuhan, bandara, dan kereta api. Kini, dengan kepemimpinan Presiden Prabowo yang baru dimulai, banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai arah kebijakan infrastruktur selanjutnya. Apakah Presiden Prabowo akan melanjutkan warisan Jokowi atau melakukan pendekatan yang berbeda dalam pembangunan infrastruktur?

Persamaan Kebijakan Infrastruktur Jokowi dan Prabowo

  1. Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Fisik Salah satu kesamaan yang mencolok antara kebijakan infrastruktur Presiden Jokowi dan Prabowo adalah komitmen kuat terhadap pembangunan infrastruktur fisik. Di era Jokowi, kita menyaksikan percepatan pembangunan jalan tol trans-Jawa, trans-Sumatra, dan beberapa jalur kereta api, termasuk kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek-proyek ini tidak hanya memperluas konektivitas antarwilayah, tetapi juga bertujuan menurunkan biaya logistik dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Presiden Prabowo tampaknya akan melanjutkan fokus pada infrastruktur fisik ini. Dalam berbagai pernyataan publiknya, Prabowo menunjukkan komitmen untuk mempertahankan momentum pembangunan infrastruktur yang telah dibangun oleh Jokowi, termasuk menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dimulai. Infrastruktur fisik tetap menjadi prioritas utama dalam agenda Prabowo, terutama untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan memperbaiki ketimpangan pembangunan antarwilayah.

  1. Pengembangan Infrastruktur di Wilayah Terpencil Kedua presiden juga memiliki visi yang sama dalam pengembangan infrastruktur di wilayah-wilayah terpencil dan perbatasan. Jokowi terkenal dengan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal, pulau-pulau terpencil, dan wilayah perbatasan. Proyek seperti jalan lintas Papua dan pembangunan pelabuhan di wilayah perbatasan adalah contoh konkret dari komitmen ini.

Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya memperkuat infrastruktur di daerah-daerah terpencil. Dalam visi Prabowo, pembangunan infrastruktur di wilayah ini tidak hanya untuk mengintegrasikan daerah-daerah tersebut ke dalam ekonomi nasional, tetapi juga untuk meningkatkan kemandirian ekonomi lokal, terutama di sektor pertanian dan maritim. Dalam konteks ini, kedua presiden menunjukkan kesamaan dalam memandang infrastruktur sebagai alat untuk mengatasi ketimpangan wilayah dan memperkuat integrasi nasional.

  1. Pendanaan melalui Kemitraan dengan Swasta Kedua presiden juga menghadapi tantangan besar dalam hal pendanaan proyek infrastruktur. Proyek infrastruktur skala besar memerlukan anggaran yang sangat besar, dan anggaran pemerintah sering kali terbatas. Baik Jokowi maupun Prabowo menyadari pentingnya kerjasama dengan sektor swasta melalui skema Public-Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Di bawah pemerintahan Jokowi, beberapa proyek infrastruktur besar, seperti bandara dan jalan tol, didanai melalui skema PPP ini.

Prabowo tampaknya akan melanjutkan pendekatan ini, terutama dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur sambil mengurangi beban anggaran negara. Penguatan kemitraan dengan sektor swasta, baik domestik maupun asing, akan tetap menjadi bagian penting dari strategi pendanaan infrastruktur di era Prabowo.

Perbedaan Kebijakan Infrastruktur Jokowi dan Prabowo

  1. Penekanan pada Keberlanjutan Lingkungan Salah satu perbedaan utama yang kemungkinan akan terlihat antara kebijakan infrastruktur Jokowi dan Prabowo adalah penekanan pada keberlanjutan lingkungan. Sementara Jokowi lebih fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur, terkadang mengabaikan dampak lingkungan yang ditimbulkan, Prabowo tampaknya akan lebih berhati-hati dalam hal ini. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Di bawah kepemimpinan Prabowo, kemungkinan besar akan ada lebih banyak perhatian terhadap dampak lingkungan dari proyek-proyek infrastruktur. Penggunaan energi terbarukan, pengurangan emisi karbon, serta pelestarian hutan dan sumber daya alam kemungkinan besar akan menjadi faktor yang lebih dipertimbangkan dalam perencanaan proyek-proyek infrastruktur besar. Ini menandai perbedaan yang signifikan dengan pendekatan Jokowi, yang sering kali lebih pragmatis dalam hal kecepatan pembangunan.

  1. Kemandirian Ekonomi sebagai Prioritas Salah satu perbedaan ideologis yang mungkin tercermin dalam kebijakan infrastruktur Prabowo adalah penekanannya pada kemandirian ekonomi. Sementara Jokowi menekankan keterbukaan ekonomi dan integrasi global, Prabowo sering kali berbicara tentang pentingnya kemandirian ekonomi nasional. Dalam konteks infrastruktur, ini bisa berarti bahwa Prabowo akan lebih mendorong penggunaan sumber daya domestik, baik dalam hal bahan baku maupun tenaga kerja, dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

Selain itu, Prabowo mungkin akan mendorong pengembangan infrastruktur yang mendukung industri-industri strategis yang dapat meningkatkan kemandirian ekonomi, seperti industri pertahanan, pertanian, dan energi. Ini merupakan pergeseran dari kebijakan Jokowi yang lebih berorientasi pada pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor-sektor ekspor dan perdagangan internasional.

  1. Transformasi Infrastruktur Digital Jika Jokowi menitikberatkan pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara, Prabowo mungkin akan lebih fokus pada infrastruktur digital. Revolusi Industri 4.0 dan transformasi digital telah menjadi tema utama dalam wacana kebijakan ekonomi global, dan Prabowo tampaknya menyadari pentingnya mempercepat digitalisasi ekonomi Indonesia. Infrastruktur telekomunikasi, internet berkecepatan tinggi, dan pusat data akan menjadi fokus utama kebijakan infrastruktur di bawah kepemimpinannya.

Prabowo diperkirakan akan mendorong perluasan akses internet di seluruh Indonesia, terutama di daerah terpencil yang masih minim akses digital. Dengan infrastruktur digital yang kuat, Indonesia dapat memperkuat ekonomi berbasis teknologi, menarik lebih banyak investasi di sektor teknologi, serta menciptakan ekosistem startup yang lebih berkembang. Fokus ini berbeda dari Jokowi, yang lebih menitikberatkan infrastruktur fisik sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

  1. Penekanan pada Efisiensi dan Pengawasan Proyek Salah satu kritik yang sering muncul terhadap kebijakan infrastruktur di era Jokowi adalah masalah efisiensi dan pengawasan proyek. Beberapa proyek infrastruktur dilaporkan mengalami keterlambatan, pembengkakan anggaran, dan kualitas yang kurang memadai. Di bawah kepemimpinan Prabowo, diperkirakan akan ada peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur, dengan penekanan pada efisiensi dan pengendalian anggaran.

Prabowo kemungkinan akan menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahap pembangunan infrastruktur, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi juga diperkirakan akan menjadi bagian dari upaya untuk memperbaiki efisiensi dalam pelaksanaan proyek infrastruktur.

Meskipun kebijakan infrastruktur di era Presiden Prabowo menunjukkan banyak kesamaan dengan kebijakan Presiden Jokowi, terutama dalam hal komitmen terhadap pembangunan infrastruktur fisik dan kerjasama dengan sektor swasta, ada beberapa perbedaan penting yang mencerminkan visi Prabowo tentang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan mandiri. Prabowo tampaknya akan menekankan aspek keberlanjutan lingkungan, kemandirian ekonomi, transformasi digital, serta efisiensi dalam pelaksanaan proyek infrastruktur.

Dengan kebijakan infrastruktur yang lebih berorientasi pada keberlanjutan dan kemandirian, Prabowo berpotensi membawa Indonesia menuju era baru pembangunan yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan global. Namun, tantangan dalam hal pendanaan, pengawasan, dan penyelarasan kebijakan dengan kebutuhan masyarakat masih menjadi isu yang perlu diatasi untuk mencapai hasil yang optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun