Dengan demikian, pariwisata dapat menjadi pilar ekonomi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Identitas Nasional melalui Pariwisata Budaya
Salah satu daya tarik utama dari pengembangan destinasi wisata di Indonesia adalah kekayaan budaya yang dimiliki oleh setiap daerah. Dalam setiap destinasi yang menjadi bagian dari 10 Bali Baru, terdapat warisan budaya yang unik, mulai dari tarian tradisional, adat istiadat, hingga kerajinan lokal.Â
Pariwisata berbasis budaya ini berperan penting dalam menjaga dan mempromosikan identitas nasional di tengah arus globalisasi.
Borobudur, misalnya, sebagai salah satu destinasi 10 Bali Baru, bukan hanya menawarkan keindahan arsitektur candi yang megah, tetapi juga sejarah dan tradisi spiritual yang dalam.Â
Jadi, dengan menjadikan Borobudur sebagai pusat pariwisata spiritual, Indonesia dapat memperkuat citranya sebagai negara dengan warisan budaya yang kaya, sekaligus menjaga identitas lokal di tengah perkembangan global.
Namun, komersialisasi budaya juga menimbulkan dilema tersendiri. Jika tidak dikelola dengan bijaksana, pariwisata budaya dapat mengubah nilai-nilai asli suatu tradisi menjadi sekadar atraksi wisata, kehilangan makna dan esensinya.Â
Oleh karena itu, pengembangan wisata berbasis budaya harus dilakukan dengan tetap menjaga integritas dan autentisitas tradisi yang ada.
Sinergi Ekonomi, Lingkungan, dan Budaya
Pengembangan 10 Bali Baru di Indonesia adalah langkah strategis untuk memperluas potensi pariwisata nasional. Program ini menawarkan kesempatan besar bagi pertumbuhan ekonomi, terutama bagi daerah-daerah yang sebelumnya kurang berkembang. Namun, keberhasilan program ini membutuhkan sinergi antara pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan promosi budaya lokal.
Kebijakan pemerintah yang tepat, dukungan dari sektor swasta, serta partisipasi aktif masyarakat lokal adalah kunci utama dalam mewujudkan keberhasilan pengembangan destinasi-destinasi ini.Â