Membangun "10 Bali Baru" adalah visi besar yang memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan sektor pariwisata Indonesia sekaligus menyebarkan kesejahteraan ekonomi ke berbagai daerah. Namun, mewujudkan visi ini memerlukan perencanaan yang matang, investasi yang berkelanjutan, dan komitmen yang kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat lokal.
Tantangan dalam hal infrastruktur, lingkungan, dan keterlibatan masyarakat lokal harus dihadapi dengan pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, penting juga untuk menjaga agar setiap destinasi baru memiliki identitas yang kuat dan unik, sehingga dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional.
Dalam konteks global yang terus berubah, termasuk dampak dari pandemi COVID-19 dan perubahan iklim, pariwisata harus diadaptasi agar lebih tahan banting dan berkelanjutan. Jika dikelola dengan baik, inisiatif "10 Bali Baru" bisa menjadi tonggak baru bagi industri pariwisata Indonesia, sekaligus menciptakan warisan yang abadi bagi generasi mendatang.
Kebijakan dan Strategi yang Dibutuhkan
Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, menjadikannya sebagai destinasi wisata potensial yang mampu menarik perhatian wisatawan internasional. Inisiatif pemerintah untuk menciptakan "10 Bali Baru" adalah langkah ambisius yang bertujuan tidak hanya untuk memperluas sektor pariwisata, tetapi juga untuk meningkatkan pemerataan pembangunan ekonomi di berbagai daerah. Namun, untuk mewujudkan inisiatif ini, diperlukan perencanaan matang, strategi komprehensif, serta kebijakan yang tepat.
Membangun "10 Bali Baru" bukan sekadar duplikasi Bali di daerah lain, tetapi lebih kepada menciptakan destinasi yang mampu menawarkan daya tarik unik dan berkelanjutan. Setiap daerah memiliki karakteristik, budaya, serta potensi wisata yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan khusus yang mempertimbangkan aspek infrastruktur, lingkungan, sosial-budaya, serta ekonomi lokal.
Potensi dan Tantangan
Sebelum masuk pada strategi dan kebijakan yang diperlukan, penting untuk memahami bahwa tantangan utama dalam menciptakan "10 Bali Baru" adalah kompleksitas yang berbeda di setiap daerah. Beberapa destinasi, seperti Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, hingga Borobudur, telah diidentifikasi sebagai bagian dari rencana tersebut. Namun, masing-masing lokasi memiliki permasalahan berbeda, baik dari segi aksesibilitas, kesiapan infrastruktur, kapasitas lingkungan, maupun dukungan ekonomi lokal.
Di sisi lain, potensi besar pariwisata di Indonesia menjadi aset utama. Misalnya, Danau Toba memiliki panorama alam yang menakjubkan dan keunikan budaya Batak. Demikian pula, Labuan Bajo dikenal dengan keindahan Pulau Komodo yang mendunia. Potensi tersebut merupakan modal dasar yang harus dikembangkan, namun tanpa perencanaan yang matang, justru dapat memunculkan masalah baru seperti kerusakan lingkungan dan ketimpangan ekonomi.
Infrastruktur sebagai Fondasi
Salah satu elemen kunci dalam pengembangan destinasi wisata adalah infrastruktur. Wisatawan, baik domestik maupun internasional, menginginkan akses yang mudah dan nyaman ke lokasi wisata. Bali telah berkembang dengan pesat karena dukungan infrastruktur yang memadai, seperti Bandara Internasional Ngurah Rai, jaringan jalan yang baik, serta akses transportasi publik yang mendukung. Destinasi-destinasi baru di luar Bali harus mencontoh keberhasilan ini, namun dengan pendekatan yang lebih kontekstual.