Salah satu pelajaran terbesar yang bisa diambil dari Bali adalah pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata. Ledakan pariwisata di Bali membawa berbagai dampak negatif, terutama terhadap lingkungan. Mulai dari masalah sampah plastik, pencemaran air, hingga degradasi lingkungan di pantai-pantai utama.
Untuk menghindari kesalahan serupa, pengembangan "10 Bali Baru" harus dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Setiap destinasi harus memiliki rencana jangka panjang yang mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, budaya lokal, serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.
Wisatawan masa kini semakin sadar akan pentingnya pariwisata yang ramah lingkungan. Mereka tidak hanya mencari pengalaman, tetapi juga ingin menjadi bagian dari pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi setiap destinasi baru untuk mengintegrasikan elemen-elemen eco-tourism dan pariwisata berkelanjutan ke dalam perencanaannya. Hal ini bisa dimulai dari pembatasan jumlah wisatawan, pengelolaan sampah yang baik, hingga promosi penggunaan energi terbarukan di area wisata.
Melibatkan Masyarakat Lokal
Salah satu kunci sukses pembangunan pariwisata adalah keterlibatan masyarakat lokal. Bali adalah contoh nyata bagaimana masyarakat lokal menjadi bagian tak terpisahkan dari industri pariwisata, dengan berbagai usaha kecil dan menengah yang berkembang pesat di sektor ini. Mulai dari penginapan, restoran, kerajinan tangan, hingga pemandu wisata, semuanya memberi kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal.
Pemerintah harus memastikan bahwa pengembangan "10 Bali Baru" juga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Pendidikan dan pelatihan di sektor pariwisata menjadi penting untuk memastikan bahwa masyarakat lokal dapat berpartisipasi aktif dan menikmati hasil dari pembangunan pariwisata ini. Jika masyarakat lokal merasa terpinggirkan atau tidak diuntungkan, pengembangan pariwisata justru dapat menimbulkan konflik sosial dan ketidakstabilan.
Dalam hal ini, pemerintah harus mendorong kemitraan antara investor, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal. Pemberdayaan masyarakat melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa pembangunan destinasi wisata benar-benar membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Branding dan Pemasaran
Tantangan berikutnya adalah bagaimana memasarkan "10 Bali Baru" kepada dunia. Bali telah memiliki reputasi global sebagai destinasi wisata utama yang menawarkan keindahan alam, kebudayaan, dan keramahan penduduk lokal. Pembangunan "Bali Baru" memerlukan strategi branding yang kuat untuk menarik perhatian wisatawan internasional.
Setiap destinasi harus memiliki identitas yang kuat dan unik, yang membedakannya dari Bali maupun destinasi wisata lain di dunia. Dalam era digital saat ini, media sosial dan platform digital memainkan peran penting dalam mempromosikan destinasi wisata. Pemerintah harus bekerja sama dengan pelaku industri pariwisata untuk menciptakan narasi yang menarik dan menginspirasi wisatawan untuk menjelajahi tempat-tempat baru di Indonesia.
Selain itu, kerjasama dengan media internasional, agen perjalanan, dan influencer bisa menjadi cara efektif untuk memperkenalkan destinasi wisata baru. Penting untuk menyoroti daya tarik lokal, seperti budaya, kuliner, dan kekayaan alam yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.