Selain keterbukaan dan interoperabilitas, satu isu yang tak kalah penting dalam suksesnya Open Banking adalah keamanan data. Dalam model Open Banking, data nasabah menjadi aset yang sangat berharga, baik bagi bank maupun fintech. Namun, semakin terbukanya akses terhadap data ini juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan privasi nasabah.
Isu keamanan data menjadi sorotan karena semakin banyaknya kasus kebocoran data dan serangan siber yang terjadi di industri keuangan. Untuk itu, perlu ada pendekatan yang komprehensif dalam mengelola risiko keamanan ini. Bank dan fintech harus bekerja sama untuk memastikan bahwa data yang dipertukarkan melalui sistem Open Banking terlindungi dengan baik, baik melalui enkripsi, autentikasi multi-faktor, maupun protokol keamanan lainnya yang sesuai dengan standar internasional.
Di sisi regulasi, perlindungan data pribadi juga menjadi perhatian utama. Di Indonesia, keberadaan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) menjadi landasan penting dalam melindungi hak-hak nasabah terhadap privasi data mereka. Regulasi ini memberikan kekuatan hukum bagi nasabah untuk mengontrol bagaimana data mereka digunakan, termasuk memberikan atau menarik persetujuan kepada pihak ketiga dalam konteks Open Banking.
Manfaat Open Banking bagi Perekonomian Indonesia
Secara makro, implementasi Open Banking yang sukses dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pertama, Open Banking dapat mendorong kompetisi yang lebih sehat di industri perbankan dan keuangan. Dengan akses yang lebih terbuka terhadap data nasabah, fintech dapat bersaing dengan bank tradisional dalam menyediakan layanan keuangan yang lebih efisien, inovatif, dan terjangkau. Hal ini pada gilirannya akan memberikan pilihan yang lebih banyak bagi konsumen, serta mendorong bank tradisional untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Kedua, Open Banking berpotensi mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Dengan lebih banyaknya layanan keuangan yang tersedia melalui platform digital, masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan perbankan formal dapat dengan mudah mengakses produk keuangan yang mereka butuhkan. Ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam meningkatkan konsumsi dan investasi, serta mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM).
Ketiga, Open Banking juga dapat berkontribusi pada pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Dengan semakin banyaknya data yang tersedia, fintech dapat memanfaatkan analisis data untuk mengembangkan produk keuangan yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Ini tidak hanya mendorong pertumbuhan sektor fintech, tetapi juga meningkatkan daya saing industri keuangan Indonesia di kancah global.
Keterbukaan dan interoperabilitas merupakan dua elemen krusial dalam menentukan kesuksesan Open Banking di Indonesia. Keterbukaan memungkinkan adanya inovasi yang lebih luas dalam layanan keuangan, sementara interoperabilitas memastikan bahwa sistem yang berbeda dapat beroperasi secara harmonis. Namun, untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, keamanan data harus menjadi prioritas utama, baik dari sisi teknologi maupun regulasi.
Dengan dukungan regulasi yang tepat, kerjasama antara bank, fintech, dan pemerintah, serta kesadaran akan pentingnya keamanan data, Open Banking berpotensi menjadi katalisator bagi perkembangan ekonomi digital Indonesia. Melalui keterbukaan dan interoperabilitas, industri keuangan Indonesia dapat berkembang lebih inklusif, inovatif, dan kompetitif, sekaligus memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh lapisan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H